Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lagu Religi, Memaknai Hidup dan Kehidupan

26 Maret 2024   20:19 Diperbarui: 26 Maret 2024   20:22 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaknai hidup/Foto: Hermard


Apa lagu religi yang tetap terngiang setiap Ramadan tiba? Sebagai generasi tua tentu tak bisa lepas dari lagu Tuhan dan Sajadah Panjang yang dinyanyikan grup Bimbo. Lagu religi Tuhan, dirilis   pada tahun 1999, sedangkan  Sajadah Panjang dirilis delapan tahun kemudian (2017). 

Begitulah, setiap bulan Ramadan tiba, sepanjang tahun 1999 sampai pertengahan tahun 2000, lagu-lagu bernapaskan Islam dari grup musik asal Bandung ini, kerap di putar di berbagai stasiun radio swasta dan RRI. 

Religi Bimbo/Foto: Kompas.com
Religi Bimbo/Foto: Kompas.com
Meskipun  ada juga grup musik religi, Nasida Ria beraliran kasidah moderen dengan lagu Kota Santri, tetapi  lagu-lagu religi Bimbo lebih kerap diputar dan terlanjur melekat di hati.

Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati

Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi

Mencari rezeki mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara azan
Kembali bersimpuh hamba

Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau sepenuhnya

Lagu Sajadah Panjang, sebenarnya merupakan puisi ciptaan Taufik Ismail. Tetapi jarang  yang tahu bahwa lagu itu berangkat dari puisi. Begitu lagu itu terkenal, maka orang mengenalinya sebagai lagu (dan bukan puisi) Jaka Bimbo. 

Lagu ini terngiang sampai sekarang karena mengisahkan kehidupan manusia yang diumpamakan sebagai sajadah panjang, terbentang sejak manusia dilahirkan hingga dijemput kematian.

Bagi saya, lagu itu memberikan inspirasi spiritual dan ketenangan  dalam menghadapi tantangan hidup, memperkuat keyakinan, dan memberi harapan dalam menjalani hidup.

Hal ini tidak jauh berbeda dengan lagu Tombo Ati dan Bila Waktu Telah Berakhir (Opick) yang rilis tahun 2000-an. Dua lagu religi itu meledak, Tombo Ati lalu dinyanyikan juga oleh beberapa penyanyi lain.  Meskipun begitu, saya lebih terkesan dengan lagu Bila Waktu Telah Berakhir.

Bagaimana kau merasa bangga                               Akan dunia yang sementara               Bagaimanakah bila semua hilang
Dan pergi meninggalkan dirimu

Bagaimanakah bila saatnya                                   Waktu terhenti tak kau sadari                       Masihkah ada jalan bagimu                                   Untuk kembali mengulangkan masa lalu

Dunia dipenuhi dengan hiasan                           Semua dan segala yang ada akan kembali padaNya

Bila waktu tlah memanggil                                   Teman sejati hanyalah amal                             Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tingallah sepi
Bila waktu tlah memanggil                                   Teman sejati hanyalah amal

Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tingallah sepi oh
Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tinggallah sepi

Lagu ini mempertanyakan bagaimana seandainya dunia hanya bersifat sementara dan semua akan kembali kepada-Allah SWT.

Kita sebaiknya segera sadar bahwa waktu tidak bisa diputar ulang,  kita tidak mungkin kembali ke masa lalu. Sepanjang waktu, kita dituntut benar-benar berbuat baik, memperbanyak amal  sebagai teman sejati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun