Pada pagi hari, aku dibertahu jika ibu sepuh kamar depan itu meninggal pada sekitar jam duabelasan, aku tertunduk, rupanya sebelum meninggal beliau sempat pamit masuk kekamarku semalam.
Aku kekamarnya, tapi kamarnya sudah kosong, sedang dibersihkan, Beliau sudah dibawa kekamar mayat, menunggu famili dan putra-putrinya datang.
Sebelum berangkat kekantor, aku memerlukan kekamar mayat dahulu. Dan didekat kamar itu ada beberapa keluarga Arab yang bergerombol dan tampak berduka. Aku masuki kamar mayat itu, merinding juga melihat banyak mayak terbaring ditutup kafan. Aku mencari ibu sepuh untuk mengucapkan bela sungkawa pada keluarganya.
Disebuah sudut, Â aku melihat pemandangan yang memilukan, seorang wanita seumuran dengan aku sedang menangis dan memeluk ibunya, itu rupanya putri ibu sepuh yang katanya mirip denganku, aku tertegun. Terasa pedih perih dan pilu hati ini. Entah kenapa aku tidak jadi terus, aku menyelinap dan minggir, pedih dan pilu kurasakan.
Ketika kembali, dan berpapasan dengan beberapa keluarga Arab  yang menangis, aku segera minggir. Mereka membuka dua penutup mayat yang ada dan aku terperangah, kedua orang itu ternyata yang semalam kita jumpai tergesa melayang menuju kamar mayat.
Mereka meninggal karena kecelakaan semalam, aku segera keluar dari kamar mayat itu, menuju ke tempat parkir mobil. Aku termenung sejenak, jadi semalam mereka itu semua adalah pribadi yang melintas batas, Sebetulnya kita sudah beda dunia, beda  dimensi, tetapi mereka masih ingin melintai batas itu.
Aku mengusap air mataku, tertunduk dan kemudian kustarter mobilku.