Ada keindahan dalam senja yang sering kali kita abaikan. Ketika matahari perlahan tenggelam di ujung cakrawala, ada rasa sedih yang samar seolah sesuatu yang berharga sedang pergi. Langit berwarna jingga keemasan, memeluk hari yang perlahan pamit, meninggalkan kita dalam sepotong perpisahan yang manis.
Namun, senja tak pernah benar-benar pergi tanpa janji. Ia mengajarkan bahwa setiap perpisahan tidak selalu berarti kehilangan selamanya. Seperti senja, dia mungkin pergi, menghilang di balik malam yang pekat, tapi ada janji pasti: bahwa esok hari, dia akan kembali, membawa cahaya baru, harapan baru.
Begitu pula dalam hidup. Ada orang-orang, momen, bahkan impian, yang untuk sementara waktu harus menjauh dari kita. Bukan untuk menghilang, tetapi untuk memberi ruang bagi pertumbuhan, keteguhan, dan pemahaman yang lebih dalam. Rindu mungkin akan datang, sepi mungkin akan menemani, tetapi keyakinan harus tetap hidup bahwa mereka akan kembali di waktu yang tepat, dalam bentuk yang lebih indah dan matang.
Senja tidak pernah terburu-buru, tidak pula berjanji untuk tetap di tempat. Ia hanya memberikan satu kepastian sederhana: bahwa kepergian bukanlah akhir, melainkan bagian dari siklus abadi kehidupan. Begitu juga dengan dia yang pergi; mungkin hari ini terasa berat, terasa sepi, namun esok akan datang, membawa kehangatan yang sama, atau bahkan lebih besar dari yang pernah kita rasakan.
Karena seperti senja, dia pergi bukan untuk menghilang, melainkan untuk kembali dengan jaminan esok hari yang lebih indah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI