Di atas panggung, kita dulu berperan,
menyusun cinta dari naskah buatan tangan,
setiap tatap penuh rekayasa rasa,
setiap senyum adalah tanda baca yang direka.
Namun ketika lampu panggung padam,
dan tirai tak lagi menutupi diam,
aku melihatmu bukan lagi tokoh cerita,
melainkan manusia dengan luka dan tawa yang nyata.
Cinta yang dulu manis dalam skenario,
kini belajar berjalan tanpa dialog palsu,
ada salah paham, ada air mata,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!