Di tengah malam sunyi yang melingkari,
Jeritan hati bergema dalam diam,
Tersamar di balik senyum yang palsu,
Meminta pada bulan untuk menggema.
Dalam kerinduan yang terpendam,
Lara hati menari-nari dalam gelap,
Terhempas oleh gelombang rasa yang tak terucap,
Menari dalam angan-angan yang rapuh.
Jeritan itu seperti angin yang berbisik,
Mengalir di antara rahasia yang terkunci,
Mencari celah untuk terlepas,
Namun tetap terperangkap dalam penjara kehampaan.
Biarlah puisi ini menjadi pelipur lara,
Untuk jeritan hati yang tersamar dalam senyum,
Semoga ia menemukan jalan ke pembebasan,
Dari belenggu rasa yang mengikatnya dalam hening.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!