Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Pengalaman Mengenakan Baju Seragam, Ini Kisah Seru Saya

5 Februari 2022   15:59 Diperbarui: 5 Februari 2022   17:14 2521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iluatrasi gambar: https://www.konveksia.com

Siapa sih yang gak pernah pake baju seragam? In syaa Allah dalam kisah kehidupan yang kita jalani, ada baju seragam yang pernah kita miliki dan kenakan.

Contohnya seragam sekolah. Sudah pasti kita mengenakannya sebagai identitas tingkatan sekolah yang sedang dijalani masa itu. Mulai dari pendidikan Pra-Sekolah seperti Taman Bermain atau Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama maupun Atas.

Bahkan, bagi yang berkesempatan menikmati dunia kampus, meski dalam perkuliahan sehari-hari mengenakan baju bebas pantas pakai, setiap Universitas bahkan di fakultasnya masing-masing, memiliki jaket almamater yang seragam, sebagai ciri khas kampusnya.

Selain itu, di organisasi kemasyarakatan, komunitas, dunia olahraga, dan lain sebagainya, memiliki seragam khas masing-masing sebagai identitasnya.

Seperti yang saya kutip dari GreenGarment.id bahwa Seragam adalah pakaian yang dikenakan oleh sekelompok orang di sebuah organisasi, instansi atau perusahaan, komunitas atau kelompok yang lain, yang mengenakan pakaian dengan desain dan warna yang sama dengan tujuan sebagai identitas dan memudahkan untuk melakukan aktivitas kelompok tersebut.


Biasanya suatu organisasi atau komunitas mengenakan seragam saat mereka melakukan aktivitas yang memerlukan identitas diri. 

Lebih jelasnya tentang manfaat dan tujuan mengenakan seragam, pembaca bisa klik tautan yang saya sematkan dikutipan tersebut di atas, ya.

***

Selain pakaian seragam sekolah yang resmi, saya bangga dengan seragam pramuka yang dulu sering saya kenakan di setiap hari Jumat dan Sabtu, yang juga pasti dipakai saat mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Praja Muda Karana (Pramuka).

Bangga menjadi bagian dari organisasi ini, karena kegiatannya sangat bervariatif dan yang paling suka itu aktivitas berjelajah di sekitar wilayah tempat tinggal. Bahkan saat mengenyam pendidikan di SMP, saya berkesempatan mengikuti kegiatan Jambore Nasional di Cibubur, Jakarta. Pengalaman yang tak terlupakan dengan baju seragam kebanggaan!

Bahkan selama di Cibubur, saya mengenal perbedaan seragam yang dikenakan oleh para kepanduan dari negara lain yang turut meramaikan Jambore Nasional ini. Nah, itu juga menjadi bagian identitas kepanduan tiap negara, kan?

Hingga berlanjut ke tingkat SMA, saya dengan bangga mengenakan seragam coklat muda dan tua ini, saat memasuki Saka Bhayangkara, sebuah satuan karya Pramuka di bidang kebhayangkaraan, yang berguna bagi diri pribadi, keluarga, dan lingkungan serta dapat dikembangkan menjadi lapangan pekerjaan.

Tapi itu kan baju seragam pelajar ya? 

Lalu bagaimana dengan seragam kerja?

***

Alhamdulillaah, dalam perjalanan kehidupan, saya berkesempatan memiliki pengalaman menjadi karyawan kantoran sebagai Sekretaris Managing Director di sebuah Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) di bidang Tambang Batubara.

Baca: Keahlian dan Keterampilan yang Dibutuhkan Sekretaris di Perusahaan Multinasional

Meski profesi yang saya jalankan tersebut bukanlah pekerjaan pertama saya sejak lulus kuliah, namun pada pengalaman inilah untuk pertama kalinya saya mengenakan seragam yang ditentukan oleh perusahaan.

Pekerjaan sebelumnya, seperti menjadi penyiar radio, field underwriter sebuah perusahaan asuransi dan mengajar di lembaga pendidikan, di masa tersebut saya tidak mengenakan seragam.

Bahkan di tahun-tahun pertama bekerja sebagai sekretaris tersebut, perusahaan belum memutuskan untuk semua karyawan mengenakannya.

Ilustrasi seragam pekerja tambang (sumber gambar: https://ilmutambang.com)
Ilustrasi seragam pekerja tambang (sumber gambar: https://ilmutambang.com)

Setelah semua aktivitas dipindahkan ke mine site, barulah perusahaan merancang, menetapkan dan membuatkan seragam bagi seluruh karyawan, tak terkecuali jajaran manajemennya.

Meski bekerja di dalam ruangan, bukan berarti saya tidak mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap seperti kawan-kawan yang bekerja di lapangan. Seragam kerja pun dilengkapi dengan safety helmet, safety shoes dan safety glasses alias kacamata pelindung agar mata tidak terpapar langsung dengan sinar matahari saat berada di luar ruangan.

Kelengkapan ini melekat pada seragam karyawan di manapun berada, agar ketika harus berada di lapangan karena sesuatu dan lain hal, maka atribut tersebut harus digunakan.

Seragam ini secara psikologis membuat kita sebagai karyawan merasa bangga dan dihargai keberadaannya sebagai "warga perusahaan". Sebagai identitas perusahaan ketika membaur di tengah masyarakat. Secara tidak langsung, kami menjadi humasnya perusahaan. 

Mengenakannya juga menambah rasa percaya diri, sebagai manusia aktif yang bekerja secara terorganisir demi perusahaan dan juga nafkah keluarga. Karena dengan mengenakan seragam, orang-orang mengenal kita sebagai seorang yang bekerja dan berkarya.

Untuk saya pribadi sih, sehubungan seragamnya menggunakan lengan panjang, celana panjang, sepatu khusus untuk pertambangan, kesannya jadi 'macho', gitu. Apalagi kan kebanyakan memang karyawan dan pekerja tambang adalah laki-laki.

Lalu, setelah tak lagi bekerja dan tak berseragam, apakah kemudian saya loyo dan tak bersemangat berkarya?

***

Meski sekarang tak lagi menjadi wanita pekerja kantoran, aktivitas saya sebagai guru mengaji yang ikut dalam binaan lembaga Pembinaan, Pengembangan dan Pendidikan Quran, memiliki seragam batik LP3Q dari organisasi lembaga ini.

Dikenakan saat menghadiri pertemuan rutin bulanan, triwulanan maupun tahunan. Seragam ini pun menyematkan identitas kepada kami sebagai bagian dari penggerak pendidikan Alquran bersama dengan komunitas dari lembaga lainnya.

Wah, semangat berkarya dan bekerja tetaplah melekat di pribadi saya yang sebenarnya gak bisa duduk diam saja. Meski sekarang menjadi ibu rumah tangga dan menjadi penulis di Kompasiana, seragam saya justru 'back to nature' alias DASTER! Itu tak lagi seragam kerja tapi 'jubah kebesaran' saya sebagai emak-emak Indonesia!

Setiap aktifitas yang dilakukan di rumah, daster adalah seragam wajib yang saya kenakan. Berbahan longgar dengan berbagai motif, ringan digunakan, praktis dikenakan. Mau ndeprok alias duduk santai di lantai, berdiri, naik sana turun situ, hayok saja berulah di dapur dan ruang-ruang lainnya saat bebersih mengenakan daster.

Jikalau sudah lumayan capek, tinggal ndlosor rebahan sejenak di alas tikar atau karpet, tetap pake daster. Bila keringat melekat, segera mandi, berdandan ala kadarnya, pun pake daster baru yang diambil dari tumpukan di lemari pakaian.

Artis seperti Sarwendah saja, hobi banget pake daster, apalagi saya! Saking sayangnya dengan daster, saya rawat benar-benar agar tidak mudah lusuh, kotor dan robek.

Tetapi jika tak sengaja daster nyantol di gagang pintu dapur, atau kejepit pintu lemari, atau tersangkut sesuatu dan breeweeeek, alamat dah! Bakalan jadi gombal di lantai dapur!

Tak apalah, jika sobekannya masih bisa ditolerir, biarin aja semriwing, toh bisa dijahit lagi. Kata para emak, daster yang suwek-suwek alias sobek-sobek, bikin tampilam sexy di rumah. Tapi kalau robeknya sudah kelewatan, relakan saja jadi bahan kain pembesrih alias lap dapur. 

Lalu tinggal teriak,"Yaaaaang, belikan seragam baru, ya!"

Tetap bahagia dengan seragam kesayangan kita!

***

Artikel 19 - 2022

#Tulisanke-319

#DiarySiskaArtati

#TopilSeragamKerja

#NulisdiKompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun