Rani terkesiap. "Kak Rio juga bisa melihatnya?"
     "Iya, sejak kecil aku bisa melihat roh-roh halus. Parah nih makhluk halus. Nggak mau diam. Minggu lalu juga saat aku menginap di sini, makhluk halus ini berkeliaran di halaman rumah."
     Rani bergidik. "Aku juga baru melihat penampakkannya akhir-akhir ini."
     "Oh, bukan dari dulu ada?"
     "Nggak pernah lihat makhluk kelabang ini sebelumnya. Tapi enggak tahu juga ya jika selama ini ia bersembunyi."
     Kak Rio bergeming. "Ini jenis iblis. Nggak ada takutnya sama kita yang manusia. Biasanya makhluk halus itu merasa tak nyaman jika terlampau berdekatan dengan manusia."
     "Aduh, harus bagaimana? Aku dan Mama sudah membaca ayat-ayat pengusir setan. Tapi makhluk mistis ini masih juga ada."
     Kak Rio menyeringai. "Ia tampak betah di sini. Lihat! Ia menengok ke arah kita seolah-olah ikut mendengarkan."
     Wajah Rani langsung pias ketika menyadari makhluk kelabang itu sedang memperhatikan dirinya dan Kak Rio. "Kak, aku masuk ke dalam rumah dulu. Kakak juga ikut saja denganku. Seram banget."
     "Ya, masuk rumah saja, Ran. Hari sudah mulai gelap. Ini juga 5 menit lagi Leo datang. Tadi dia baru mengirim SMS."
***