Menjelang Magrib Rani menatap makhluk halus yang mondar-mandir di teras rumah pertama. Makhluk mistis itu tampak begitu solid, tak ada bedanya dengan manusia. Hanya ia tampak sangat renta dengan urat saraf kebiru-biruan yang menjalar di seluruh tubuhnya yang berkulit sepucat kertas.
     "Ran, kau sedang melihat apa?" tegur Kak Rio.
     "Eh, Kak. Baru datang, ya?" sapa Rani sembari tersenyum ramah.
     "Iya. Aku baru saja datang. Tapi Leo belum pulang juga."
     "Kak Leo biasanya pulang sekitar jam 7 malam. Nggak pegang kunci kamar kostannya?"
     Kak Rio menggelengkan kepala.
     "Mau minum kopi bersamaku di dapur? Dibanding bosan menunggu. Masih sejam lagi."
     "Ah, nggak apa-apa. Biar kutunggu di sini saja. Kau juga bisa melihatnya, ya?"
     "Melihat apa?"
     "Itu!" ujar Kak Rio sembari menunjuk makhluk berkepala botak yang sedang asyik mengendus teras rumah pertama.