Mohon tunggu...
Sindy Fajriyanti
Sindy Fajriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hello!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Menggunakan Media Komunikasi Konvensional dan Media Baru (New Media)

1 April 2021   23:03 Diperbarui: 1 April 2021   23:30 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum saya memulai menceritakan pengalaman saya tentang menggunakan Media Konvensional dan Media Baru (New media), terlebih dahulu saya akan memperkenalkan diri, Saya Sindy Fajriyanti Mahasiswa dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Berbicara mengenai tentang media, pada dasarnya media dikelompokkan menjadi 2 jenis bagian yaitu media komunikasi konvensional dan media baru (new media). Saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu media konvensional dan media baru.

Media  konvensional adalah media komunikasi yang telah ditemukan terlebih dahulu sebelum media baru. Media Konvensional biasa digunakan untuk mengirimkan atau menerima pesan dan informationasi kepada masyarakat luas. Oleh sebab itu, media konvensional sering juga rejected sebagai media komunikasi massa. Media informasi sangat penting bagi setiap orang untuk mendapatkan hal-hal yang mereka butuhkan. Media informasi awalnya berupa media konvensional seperti surat kabar, televisi, dan radio. Ketiga media konvensional ini memiliki masa kejayaannya masing-masing sebelum digitalisasi melanda.

Menurut Marshall McLuhan media baru atau new media adalah perkembangan teknologi komunikasi yang dalam sejarahnya telah memperluas jangkauan komunikasi manusia. Media baru berguna untuk menjelaskan kemunculan media yang bersifat digital, berjaringan, dan terkomputerisasi yang merupakan efek dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Istilah media baru dapat digunakan untuk menjelaskan penjelasan terkait kondisi teknologi dan internet teraktual serta dampaknya terhadap budaya. 

Media baru ini hadir dan berkembang setelah terjadinya kemajuan pesat dalam teknologi komunikasi khususnya pada teknologi internet. Jaringan dari media baru pun mampu memungkinkan penggunanya untuk mengakses informasi kapan saja dan di mana saja. Para pengguna pun dapat berinteraksi dengan media ataupun pengguna lain dengan umpan balik (feedback) yang diberikan. 

Konten-konten informasi yang dapat dibuat tidak hanya oleh media, tetapi para penggunanya pun dapat dijelaskan dengan media baru, di mana media baru bersifat bebas. Tidak lagi hanya media yang memegang kendali penuh atas informasi yang tersebar, tetapi khalayak pun turut memegang kendali atas distribusi dan konsumsi konten dalam media baru. Contoh media baru yaitu media sosial, internet, website dan lain -- lainnya.

Pengalaman saya pertama kali menggunakan media konvensional yaitu ketika saya masih duduk di Sekolah Dasar saya sangat suka mengkoleksi majalah bobo. Majalah bobo sangat populer ketika saya masih SD, yang menarik dari majalah bobo tersebut adalah banyak nya gambar yang menarik perhatian saya dan berbagai macam cerita dongeng nya.

Selain majalah bobo, saya juga suka membaca koran milik orang tua saya, karena dulu orang tua saya berlangganan koran untuk mendapatkan informasi agar selalu update dan mengetahui perkembangan zaman. Walaupun saya belum begitu mengerti isi dari koran tersebut, tetapi saya senang melihat gambar-gambar yang di sajikan oleh koran tersebut. Saat SMP pun saya masih tetap menggunakan koran karena saat SMP saya sering diberikan tugas yang mengharuskan saya menggunakan koran untuk ditempel di buku tulis atau kerta HVS. Bahkan sampai saat ini orang tua saya masih sering membeli koran. 

Pada jaman dahulu sebelum adanya televisi, koran sangat populer di kalangan masyarakat karena koran memiliki banyak sekali informasi di dalamnya dan harganya yang lebih murah. Surat kabar atau sering disebut koran dapat dijadikan sebagai media untuk mempromosikan dan mengiklankan suatu produk atau pekerjaan, serta layanan tertentu. Koran juga memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. 

Sejak kecil saya juga senang menonton televisi, seperti menonton kartun dan acara music, tetapi kalau menonton televisi kita hanya bisa menonton acara favorit kita pada jam dan hari tertentu saja. Terkadang acara di televisi suka berganti jam tayang sehingga saya selalu tertinggal acara favorit saya, bahkan ada yang berpindah jam tayang menjadi tayang pada malam hari dan saya pun sudah tertidur.

Dan media konvensional yang saya gunakan lainnya yaitu radio, radio ini hanya menampilkan suara saja, radio memiliki jadwal siaran yang harus kita ikuti agar tidak tertinggal informasi dan berita yang disampaikan, selain itu radio memiliki hiburan yaitu musik musik yang disetel oleh pihak radio tersebut. Untuk mendengarkan raadio ini kita harus memiliki sinyal yang bagus agar suara yang dihasilkan jernih dan jelas agar enak didengarkan.

Saat saya beranjak remaja, seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi pun semakin maju dengan adanya media baru (new media). Hal ini menyebabkan koran dan majalah mulai ditinggalkan dan mulai berpindah ke media baru. Dengan adanya media baru seperti internet, saya jadi dapat lebih mudah menjangkau jangkauan yang lebih luas lagi seperti mencari sesuatu melalui google, hal ini dapat membantu saya menyelesaikan pekerjaan sekolah saya selain mencari nya dibuku pelajaran saya. Selain menggunakan google, saya juga bermain Facebook seperti yang lainnya, dengan Facebook saya dapat menggunakannya sebagai media chatting dan membuat atau mengeshare kegiatan sehari-hari saya kepada teman-teman saya di Facebook.

Setelah Facebook, lalu munculah aplikasi chatting lainnya seperti BBM atau Blackberry Mesengger. Dengan adanya BBM ini lebih memudahkan saya untuk menghubungi teman-teman dan keluarga saya. Jika kita ingin chattingan dengan teman kita, terlebih dahulu kita harus menyimpan kontak atau dinamakan Pin BBM satu sama lain. Aplikasi BBM ini tidak jauh berbeda dengan Whatsapp, keduanya sama sama memiliki fungsi untuk melakukan interaksi atau chattingan dengan teman -- teman serta dapat mengirim foto atau video bahkan dokumen walaupun memiliki fungsi yang sama Whatsapp tetap memiliki kelebihannya dari BBM.

Seiring berjalannya waktu, zaman semakin maju dan berkembang, kini aplikasi-aplikasi baru semakin banyak bermunculan seperti Whatsapp, Instagram, Twitter, Youtube, Line, Tik Tok dan bahkan game online. Apalagi disaat pandemi covid-19 saat ini, kita diharuskan merubah sistem perkuliahan menjadi sistem daring atau online, dengan begitu munculah berbagai macam aplikasi yang dapat membantu sistem perkuliahan kita. Aplikasi tersebut antara lain seperti : Google Class Room untuk memberikan tugas dan mengumpulkan tugas, lalu ada Google Meeting dan Zoom Meeting yang digunakan untuk video call atau bertatap muka secara beramai-ramai dengan teman kelas dan dosen, serta dapat melakukan Share Screen untuk mempermudah dosen menjelaskan materi dan presentasi, dan beberapa aplikasi lainnya.

Tetapi dengan begitu, media komunikasi konvensional tidak semata -- mata ditinggalkan begitu saja, masih banyak orang jaman dahulu yang masih membaca koran, mendengarkan radio dan menonton televisi dijaman sekarang. Karena media komunikasi konvensional memiliki karakteristik atau ciri khas yang berbeda dari media baru atau new media.

Itulah beberapa pengalaman saya dalam menggunakan media komunikasi konvensional dan media baru (new media). Adapun perbedaan yang mencolok dari cara menyampaikan informasi dan menyalurkan informasinya. Media Konvensional lebih menggunakan media cetak kertas seperti koran, tabloid dan majalah, serta penyampaian informasi yang lebih lama dan hanya menampilkan gambar dan tulisan saja dan tidak dapat terhubung secara langsung. Dibanding dengan media konvensional, media baru (new media) lebih cepat menyebarkan informasi dan lebih mudah diakses tanpa harus memiliki alat untuk mengakses media tersebut, serta biaya yang terjangkau dan efisien untuk media baru dan dapat terhubung secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun