Mohon tunggu...
silvia yuni
silvia yuni Mohon Tunggu... GURU TK

Belajar..Belajar..dan Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bermain Sambil Belajar Lewat Permainan Ular Tangga Edukatif dan Circle X

15 Juli 2021   16:43 Diperbarui: 16 Juli 2021   11:10 1843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu hal yang paling mengkhawatirkan bagi para orangtua di era pembelajaran daring ini adalah sangat menurunnya minat belajar anak. Tak perlu melakukan penelitian yang rumit-rumit untuk tahu hal ini. 

Cukup dengan membandingkan berapa waktu yang dihabiskan oleh anak Anda untuk membaca dan berapa waktu yang dihabiskan untuk bermain game ataupun menonton YouTube.

Jadi, bagaimana caranya agar kita bisa mengembalikan minat belajar anak-anak? Salah satu caranya adalah lewat permainan. 

Kenapa permainan? Karena sejak dulu anak-anak memang paling sulit untuk disuruh belajar. Tapi kalau bermain, tanpa disuruh pun mereka akan dengan sukarela untuk melakukannya. 

Ini sesuai dengan prinsip pembelajaran yang ada di TK, yaitu “Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar”. Bagaimanapun, usia dini atau pra sekolah adalah masa-masa terefektif untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak.

Untuk itulah saya mencoba membuat dua permainan yang sangat cocok dengan prinsip belajar sambil bermain tersebut. Nama permainan tersebut adalah permainan Ular Tangga Edukatif dan Circle X.

Ok, saya akan jabarkan satu-satu, ya. Yang pertama adalah permainan Ular Tangga Edukatif. Tujuan dari permainan ini yaitu mengembangkan minat belajar siswa terkait aspek perkembangan kognitif. 

Anak juga akan belajar tentang penjumlahan di mana biasanya anak akan susah jika di suruh belajar berhitung, tetapi dengan melalui permainan ular tangga ini, anak akan merasa nyaman melakukannya.

Dari permainan ini tidak hanya aspek kognitif saja yang bisa dikembangkan namun ada pula aspek-aspek perkembangan lainnya yang juga bisa dikembangkan, seperti aspek perkembangan fisik motorik, bahasa, kognitif, dan sosial emosional.

Perkembangan fisik motorik dalam permainan ini bisa didapatkan ketika anak melompat dengan 1 kaki. Perkembangan bahasa, ini misalnya didapat saat anak menyusun kata ular sesuai yang ada pada gambar. 

Perkembangan kognitif didapatkan oleh anak ketika menghitung penjumlahan sederhana dengan menggunakan kartu penjumlahan dan penjepit jemuran, juga ketika belajar urutan angka 1 hingga 20. Belajar penjumlahan, juga dilakukan oleh anak saat menghitung jumlah mata dadu yang muncul.

Sedangkan perkembangan sosial emosional yang menurut saya merupakan salah satu perkembangan yang paling dibutuhkan oleh anak usia dini atau pra sekolah di Indonesia, bisa didapatkan dalam permainan ini ketika anak mau antri menunggu gilirannya main dan ketika anak mau mematuhi aturan-aturan yang berlaku pada permainan ular tangga edukatif ini.

Oh, iya. Jangan lupakan pula kalau permainan ular tangga edukatif ini juga mengangkat cara bermain tradisional, yaitu menggunakan hompimpa terlebih dulu ketika akan bermain.

Adapun aturan-aturan dalam bermain Ular Tangga Edukatif ini adalah:

1. Anak-anak harus antre menunggu giliran. Sedangkan untuk mendapatkan siapa yang pertama main, maka anak-anak diharuskan melakukan hompimpah terlebih dulu.

2. Setiap anak mendapat kesempatan melempar dua kali mata dadu.

3. Anak diharuskan melompat dengan satu kaki sebanyak angka dadu yang muncul. Misalnya angka yang keluar adalah dua, maka anak akan melompat sebanyak dua kali.

4. Mengambil dan menyelesaikan permainan yang ada pada angka pemberhentian.

5. Setelah berhasil menyelesaikan permainan pertama dilanjutkan dengan melempar mata dadu ke 2

6. Melompat dengan satu kaki melanjutkan sebanyak mata dadu yang muncul dan mencoba kembali permainan berikutnya.

Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melihatnya di channel YouTube saya di tautan berikut Nah, untuk permainan kedua, saya menamakannya Circle X. Circle artinya lingkaran, sedangkan X adalah huruf x. Dinamakan demikian karena permainan ini terdiri atas lingkaran-lingkaran yang terbuat dari beberapa simpai yang disusun hingga membentuk huruf X.

Tujuan dari kegiatan ini yaitu mengembangkan minat belajar siswa terkait dengan perkembangan fisik motorik anak, di mana pada anak usia dini lebih cenderung aktif.

Dari permainan ini, aspek perkembangan yang dapat dikembangkan yaitu fisik motorik, bahasa, kognitif, dan sosial emosional.

Perkembangan fisik motorik didapatkan ketika anak melompat menirukan gerakan harimau menerkam mangsa. Perkembangan kognitif didapat ketika anak meniru suara binatang harimau. 

Perkembangan bahasa didapat ketika anak mampu menyebutkan jumlah kaki harimau dan juga ketika anak mampu menyusun huruf dari kata harimau.

Untuk perkembangan sosial emosional, seperti pada permainan sebelumnya, aspek perkembangan ini didapat ketika anak mau antri menunggu giliran dan mau mematuhi aturan-aturan yang berlaku pada permainan Circle X. 

Permainan ini juga mengangkat cara bermain tradisional yang menggunakan cara hompimpa ketika akan bermain.

Adapun aturan-aturan dalam permainan Circle X adalah :

1. Permainan ini dimainkan oleh 4 orang pemain.

2. Melakukan hompimpa, yang menang akan mendapatkan giliran pertama.

3. Melompati simpai yang sudah disusun secara berurutan.

4. Menjawab pertanyaan yang ada di setiap lingkaran simpai. Pemenangnya adalah pemain yang pertama mencapai lingkaran atau simpai yang berada di tengah.

Untuk lebih jelasnya, anda juga bisa melihatnya di tautan berikut : 
Bagaimana? Tentu Anda sudah tidak sabar untuk segera mencoba dan memainkannya dengan buah hati Anda, bukan? Semoga buah hati anda dapat bermain sambil belajar, belajar seraya bermain saat mencoba kedua permainan ini. 

Dan jangan lupa untuk memberikan feedback di kolom komentar yang ada di YouTube saya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun