Mohon tunggu...
Silfiana Damayanti
Silfiana Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prospective Future Education

Bismillah dan jangan lupa berusaha lalu bersyukur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Karakter Pembelajaran Sains di Era New Normal

17 April 2021   16:50 Diperbarui: 17 April 2021   16:55 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akibat dari meledaknya penularan virus corona di Inonesia maka pembelajaran  dilaksanakan belajar dari jarak jauh bisa disebut daring atau online. Pembelajaran di masa pandemi seperti hal tersebut dirasa tidak efektif. Pembelajaran dengan sistematika tersebut berlangsung lama kurang lebih 1 tahun lamanya. Seiring berjalannya waktu tidak mungkin selamanya pembelajaran hanya daring saja, khususnya tingkat Sekolah Dasar. Pembelajaran pada masa pandemi siswa hanya belajar mandiri dirumah dan setelahnya menerima tugas dari guru, hanya seperti itu setiap harinya. Kebanyakan siswa jenuh dengan hal tersebut sehingga pada masa pandemi seperti ini siswa lebih sering main dan tidak mau belajar. Adanya permasalahan tersebut tidak akan mampu menghadapi tantangan masa depan. Sistem pendidikan kita harus membekali siswa dengan kemampuan berpikir, memecahkan masalah dan merespons dan berkembang dalam masyarakat yang terus berubah. Era pandemi sudah mulai berlalu dan pembelajaran diyakini kurang efektif pada masa pandemi, kini di era new normal pembelajaran sudah mualai dibuka secara tatap muka. Pembelajaran tatap muka dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat. 

Karakter pembelajaran Sains merupakan karakter peserta didik yang diperoleh setelah pembelajaran sains. Penumbuhan nilai-nilai karakter secara umum dapat dilakukan dengan beberapa strategi, salah satu diantaranya adalah diintegrasikan dalam mata pelajaran, termasuk pelajaran IPA. Pembelajaran IPA harus menitikberatkan pada proses pemecahan masalah. Hal ini akan mengarah ke peningkatan keterampilan berpikir siswa yaitu membuat inferensi, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi keterampilan. Karakter pembelajaran sains sudah tertata rapih dalam RPP yang di buat guru untuk kedepannya. Karakter pembelajaran sains kurang mengena apabila dilakukan secara daring maka dari itu di era new normal karakter peserta didik dikembangkan melalui pembelajaran sains disekolah. Karakter yang sudah muncul dalam pembelajaran ketika sudah menerapkan dalam pembelajaran yaitu anak bisa berpikir kritis, mengaitkan pelajaran dengan kejadian yang nyata atau secara langsung seperti pada materi gaya contohnya pegas dan juga pada materi siklus air secara langsung diamati dalam pembelajarannya.

Setelah masa pandemi usai muncul pembelajaran di era new normal yang sangat baik untuk pembelajaran. Pembelajaran sains pada new normal peserta didik dituntut sebagai pembelajar sepanjang hayat dan pembelajaran yang memberikan kecakapan 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4) Creative and Innovative. Metode guru dalam mengajarkan pembelajaran IPA yaitu menggunakan media pembelajaran yaitu media digital seperti video. Misalnya pada materi siklus air guru menyajikan media berbasis power point yang menjelaskan materi sehingga siswa dapat mengena dalam pembelajaran. Pembelajaran IPA untuk memunculkan karakter juga bisa menggunakan sebuah metode ilmiah, seperti menggunakan praktikum dengan adanya langkah-langkah metode ilmiah karakter peserta didik dapat terbentuk dengan baik. Langkah-langkahnya yaitu :

1. Perumusan Masalah. Siswa dihadapkan pada sebuah masalah dan siswa tersebut mengidentifikasi masalah tersebut sehingga dalam tahap mengidentifikasi ini siswa dapat memunculkan nilai karakter yang Rasa ingin tahu, kerja keras, teliti, mandiri, dan lainnya.

2. Penyusunan kerangka berpikir. siswa menentukan langkah-langkah percobaan yang sesuai dengan hipotesis yang dilakukan dengan bimbingan guru sehingga nilai karakter yang dapat muncul adalah Rasa ingin tahu, kerja keras, teliti, mandiri, kritis, kreatif,

3. Perumusan hipotesis. Tahap ini Siswa mengeluarkan pendapat untuk menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan sehingga siswa dapat memiliki nilai karakter yaitu Kritis, Kreatif, Demokratis, komunikatif.

4. Pengujian hipotesis. Tahap ini siswa melakukan percobaan sehingga siswa dapat memiliki nilai karakter seperti Rasa ingin tahu, kerja keras, teliti, jujur, mandiri, kritis, kreatif.

5. Penarikan kesimpulan dimana Siswa mengumpulkan dan mengolah data yang terkumpul untuk membuktikan hipotesis dan siswa membuat kesimpulan sehingga nilai karakternya adalah Rasa ingin tahu, kerja keras, teliti, jujur, mandiri, kritis, kreatif.

Karakter pesserta didik dalam pembelajaran sangatlah penting karena pada abad 21 ini aspek penilaian itu tidak hanya berupa nilai angka melainkan juga dengan sikap dan juga karakter. Sehingga karakter yang terbentuk pada siswa sangatah penting dalam pembelajaran angat karena pada kurikulum menjadi pusatnya, Secara garis besar anak mengerti dengan cara sendiri hal-hal yang diharapkan bisa dalam tujuan pembelajaran tersebut tidak lepas guru juga membimbingnya. Peserta didik diharapkan memiliki karakter yang lebih baik seperti kritis, kreatif, inovatif, mandiri dan dapat menemukan penemuan baru. Diharapkan juga peserta didik menjadi seperti peserta didik dari negara Jepang yang memiliki karakter pembelajaran yang sangat baik. Bukan hanya peserta didik yang berperan disini melainkan peranan guru juga sangat penting karena guru sebagai fasilitator, inovator, motivator, pembimbing, pengontrol, mediator, teladan serta evaluator. Orang tua juga berperan penting karena orang tua adalah guru bagi anaknya, yang mengajarkan dan membimbing jika peserta didik dirumah. Lingkungan juga sangat mendukung seperti halnya pada era pandemi tidak ada anak yang pergi kesekolah sehingga berada di lingkungan rumah dan lingkungan untuk belajar itu terbatas, sehingga pada era new normal lingkungan sudah mendukung untuk pembelajaran hanya saja harus memenuhi syarat yaitu mematuhi protokol kesehatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun