Mohon tunggu...
Best Siallagan
Best Siallagan Mohon Tunggu... Hobby membaca dan menulis

- AI Enthusiastic - Suka membuat cerita - Suka Nonton Film - Suka Nonton Bola (Penggemar Leonel Messi) - Millenial yang menolak ketinggalan untuk belajar teknologi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rahasia di Balik Pagar Mewah (Bab 5)

11 Oktober 2025   12:19 Diperbarui: 11 Oktober 2025   12:19 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang wanita misterius (generate by AI/Grok)

 "Iya, cuma sebentar. Anak-anak rewel, jadi aku buru-buru pulang," jawab Sita, berusaha terdengar biasa. "Kamu kenapa pulang larut lagi? Proyek besar?"

 Bima mengangguk, tapi tak menatap mata Sita. "Biasa, klien cerewet. Aku mau ke kamar kerja sebentar, ada dokumen yang harus diselesaikan."

 Sita hanya mengangguk, tapi saat Bima menghilang ke kamar kerjanya, ia merasa ada yang tidak beres. Pagi ini, saat mencari kunci mobil di meja kerja Bima, Sita menemukan setumpuk dokumen dengan logo perusahaan yang tak ia kenal.

  Salah satu lembarnya mencurigakan: catatan transaksi dengan jumlah besar, ditandatangani dengan nama yang samar-samar familiar. Ia tak sempat membaca lebih lanjut, tapi malam ini, rasa penasarannya tak tertahankan.

 Setelah memastikan anak-anak sudah di kamar, Sita menyelinap ke kamar kerja Bima. Pintu tak terkunci, dan Bima sedang berbicara di telepon, suaranya rendah tapi tegang. "...jangan khawatir, aku sudah urus. Tapi kita harus hati-hati, apalagi setelah apa yang terjadi dengan Mira."

 Sita membeku. Mira? Apakah Bima kenal Mira lebih dekat dari yang ia pikir? Ia menunggu hingga Bima selesai menelepon dan meninggalkan ruangan, lalu masuk dengan hati-hati. Di meja kerja, tumpukan dokumen itu masih ada. Sita mulai membaca, jantungnya berdetak kencang.

  Transaksi bernilai miliaran rupiah, catatan tentang "proyek khusus," dan---yang membuat Sita hampir menjatuhkan kertas---nama "Mira Lestari" tercantum sebagai "konsultan eksternal."

 Sita merasa dunia berputar. Mira, tetangga yang selalu membawa kue ke acara komunitas, terlibat dalam urusan Bima? Dan apa hubungannya dengan kematiannya? Sita ingin bertanya pada Bima, tapi sesuatu dalam dirinya berkata untuk menunggu. Ia harus tahu lebih banyak.

 Keesokan paginya, Sita bertemu Alya di taman komunal Puri Anggrek. Alya sedang berjalan dengan Naya, yang tampak kesal karena dipaksa keluar rumah.

  "Sita, kamu baik-baik aja? Kelihatan pucat," tanya Alya, alisnya terangkat.

 Sita ragu sejenak, tapi kemudian memutuskan untuk berbagi---setidaknya sebagian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun