Mohon tunggu...
Best Siallagan
Best Siallagan Mohon Tunggu... Hobby membaca dan menulis

- AI Enthusiastic - Suka membuat cerita - Suka Nonton Film - Suka Nonton Bola (Penggemar Leonel Messi) - Millenial yang menolak ketinggalan untuk belajar teknologi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rahasia di Balik Pagar Mewah (Bab 4)

10 Oktober 2025   12:27 Diperbarui: 10 Oktober 2025   12:27 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Arisan dimulai dengan canda tawa yang dibuat-buat, seperti biasa. Lia Chandra datang dengan tas Gucci terbaru, berjalan dengan anggun tapi dengan ekspresi yang sedikit tegang.

  Alya Santoso, tetangga baru, tampak canggung dalam gaun sederhana yang jelas bukan dari butik elit. Sita Rahayu datang terlambat, rambutnya masih acak-acakan, membawa aroma kerepotan ibu tiga anak. 

 Dan tentu saja, ada tetangga lain---para istri pengusaha, dokter, dan pejabat kecil---yang saling berlomba memamerkan perhiasan atau cerita liburan ke Bali.

 "Rina, rumah kamu selalu bikin iri," kata Anita, istri dokter yang selalu berusaha menyaingi Rina. "Apa sih rahasianya? Aku coba dekor ulang ruang tamu, tapi kok nggak pernah sebagus ini."

 Rina tersenyum, tangannya memegang gelas martini dengan anggun. "Cuma soal perhatian pada detail, Anita. Kamu tahu, aku suka semuanya teratur." Tetangga tertawa, tapi Rina merasa ada tatapan yang berbeda dari Lia.

  Lia, yang biasanya cerewet dan penuh pesona, malam ini pendiam, matanya sesekali melirik ke luar jendela, ke arah taman tempat Jono biasa bekerja.

 Gosip tentang Mira tak bisa dihindari. "Kalian dengar nggak, katanya polisi nggak yakin Mira bunuh diri," bisik Anita, suaranya sengaja dibuat dramatis.

  "Ada yang bilang dia sempat bertengkar sama seseorang sebelum kejadian."

 "Bertengkar sama siapa?" tanya Sita, alisnya terangkat. Rina memperhatikan bagaimana Sita memainkan serbet di tangannya, tanda ia sedang gelisah.

 "Entah siapa, tapi katanya tetangga dekat," jawab Anita, matanya melirik ke arah Lia. Lia tersedak minumannya, berusaha menutupi dengan tawa kecil.

 "Yah, orang suka ngarang gosip, kan," kata Lia, tapi suaranya terdengar dipaksakan. Rina mencatat itu dalam pikirannya. Lia menyembunyikan sesuatu, dan Rina, yang terlatih membaca orang, bisa merasakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun