Mohon tunggu...
Kosuman
Kosuman Mohon Tunggu... Manajemen, Tax Advisor, Profesional Hipnoterapi, Praktisi Metafisik Yijing, Trainer, Virtual Author Uni Eropa

Penulis merupakan Pemerhati dan Pecinta yang berkaitan erat dengan aspek holistik yakni: Sejarah, Adat, Budaya, Religi dan Alam (SABARA)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manfaat Kerendahan Hati Didalam Merubah Takdir

14 Mei 2025   16:38 Diperbarui: 14 Mei 2025   17:52 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
4 Cara mengubah TAKDIR Liao-Fan


Liao-Fan bercerita satu tahun di Beijing, saya tinggal dengan kawan masa kecil saya, Zung kai-Zhi. Saya perhatikan bahwa dia selalu bersikap rendah hati dengan pembawaan yang baik hati dan suka menolong. Tidak ada sedikit pun rasa sombong dalam dirinya, jauh berbeda sikapnya di waktu kecil.
Kai-Zhi mempunyai seorang kawan bernama Li Ji-Yen yang jujur dan terus terang. Ji-Yen sering memarahi Kai-Zhi atas kesalahannya, tetapi Kai-Zhi selalu menerima tuduhan itu dengan tenang tanpa membantah.
Saya mengatakan padanya "Seperti terdapat tanda-tanda peringatan saat nasib buruk datang, demikian juga halnya kita dapat melihat kemakmuran datang pada mereka yang telah mengembangkan sebab-sebab datangnya kemakmuran itu. Langit akan menolong mereka yang mempunyai kerendahan hati. Kamu, kawanku, pasti akan lulus ujian kekaisaran tahun ini! Belakangan, dia benar-benar lulus ujian tersebut.


Ada seorang anak muda dari propinsi Santong bernama Zhou Yu-Fong yang lulus ujian kekaisaran tingkat pertama sebelum dia berusia 20 tahun. Sayang sekali meskipun telah berusaha mati-matian, dia tidak berhasil dapat lulus ujian tingkat selanjutnya. Pada waktu ayahnya dimutasikan ke bagian lain dalam pemerintahan, Yu-Fong turut pindah bersamanya, dan menjadi sangat mengagumi Chian Min-Wu, sarjana termashyur yang tinggal di desa itu.

Yu-Fong membawa karangannya pada orang itu. Dia tidak mengira Tuan Chian akan mengambil kuas tulis dan mencoret seluruh karangannya. Tidak hanya tidak marah, Yu-Fong dengan ikhlas menerima semua koreksi yang dilakukan Tuan Chian dan segera mengubah tulisannya dengan patuh.
Anak muda yang dapat begitu rendah hati dan menunjukkan kemauan yang demikian besar untuk memperbaiki diri sungguh sangat sukar ditemukan. Tahun berikutnya, Yu-Fong lulus ujian kekaisaran itu.


Liao-Fan melanjutkan ceritanya, saya pergi ke ibukota memberi hormat kepada kaisar. Saya bertemu dengan seorang sarjana bernama Hsia Jian-Suo yang memiliki semua kualitas orang besar tanpa jejak keangkuhan sama sekali. Saya merasakan aura yang besar dari kebajikan dan kerendahan hati di sekeliling dirinya.
Ketika kembali ke rumah, saya memberitahukan kawan saya, "saat langit menginginkan seseorang hidup makmur, peertama-tama ia akan menganugerahinya dengan kebijaksanaan. Kebijaksanaan dapat membuat orang menjadi jujur dan berdisiplin. Langit telah menganugerahi Jian-Suo dengan kebijaksanaan, jika tidak dia tidak akan dapat begitu lembut, baik, dan bajik. Dapat dipastikan, langit sekarang akan membuatnya hidup makmur." memang benar tatkala hasil ujian diumumkan, Jian-Suo lulus.
Ada seorang sarjana bernama Chang Wei-Yan dari Jiangying yang sangat terkenal dan pandai mengarang. Dia juga sangat terkenal di antara sarjana. Satu tahun dia mengambil ujian di Nanjing, dan tinggal di sebuah kuil Tao.
Saat hasil ujian diumumkan, dia mendapatkan dirinya tidak lulus. Dia menjadi sangat marah dan dengan lantang menyalahkan pemeriksa ujian telah buta tidak dapat mengenali bakatnya yang sangat jelas. Pada saat itu, seorang pendeta Tao berdiri disampingnya sambil tersenyum, dan Wei-Yan serta- merta melampiaskan kemarahannya kepada pendeta ini. 

Pendeta itu berkata: Karyamu pasti tidak bagus! Wei-Yan makin marah. Dia bertanya, bagaimana engkau bisa tahu jika baca saja belum? Pendeta itu menjawab: Saya sering mendengar orang berkata unsur paling penting dalam mengarang adalah hati yang damai dan watak yang harmonis. Tuduhanmu yang keras dan dipenuhi kemarahan jelas menunjukkan bahwa pikiranmu tidak tenang dan watakmu kasar. Mana mungkin engkau bisa membuat karangan yang baik?
Wei-Yan bisa menerima kata-kata pendeta Tao itu, dan balik meminta nasehatnya.                                                                                                 Pendeta tersebut berkata...Apakah lulus atau tidak sepenuhnya tergantung pada nasibmu. Jika ditakdirkan tidak lulus, maka sebaik apapun karanganmu, engkau tetap akan gagal. Dirimu sendiri perlu membuat beberapa perubahan!

Bagaimana saya dapat merobah sesuatu yang telah ditakdirkan sebelumnya?
Pendeta itu berkata: Walaupun kekuasaan membentuk takdir dirimu ada dilangit, hak untuk menciptakan kembali ada dalam dirimu sendiri. Sepanjang bertekad untuk berbuat baik dan mengembangkan 'kebajikan tersembunyi' engkau akan menerima apa yang engkau inginkan. Saya cuma seorang pelajar miskin. Perbuatan baik apa yang mungkin saya lakukan?
Berbuat baik dan mengumpulkan kebajikan tersembunyi semuanya berasal dari hati. Sepanjang engkau teus-menerus menaburkan niat untuk mempraktekkan perbuatan baik dan mengumpulkan kebajikan, jasa-jasa yang engkau kumpulkan akan tak terbatas dan luas tak terkirakan! Kebajikan rendah hati misalnya, tidak memerlukan biaya apa pun; mengapa engkau tidak dapat bersikap rendah hati dan merenungkan kembali karanganmu daripada menyalahkan pemeriksa ujian telah bersikap tidak adil?

Chang Wei-Yan mendengarkan kata-kata pendeta Tao itu, dan sejak itu melenyapkan sikap sombongnya. Dia menjadi sangat waspada atas semua tindakannya dan mencoba untuk tidak berbuat salah. Setiap hari dia berusaha keras untuk berbuat baik lebih banyak lagi dan mengumpulkan lebih banyak jasa baik.
Tiga tahun kemudian, pada suatu malam dia bermimpi memasuki sebuah rumah yang sangat tinggi dan melihat sebuah buku yang berisi semua nama peserta yang lulus ujian tahun itu. Dia melihat banyak baris kosong. Tidak mengerti maksudnya, dia bertanya pada orang yang berada di sebelahnya... Apa ini?

Orang Yang Ditanya menjawab: Makhluk halus dari dunia gaib memeriksa para peserta ujian setiap tiga tahun. Hanya nama-nama mereka yang melakukan perbuatan baik dan tidak membuat kesalahan dibolehkan dicatat pada buku ini. Baris yang kosong digunakan untuk menampung nama-nama mereka yang seharusnya lulus ujian, tetapi karena membuat pelanggaran baru-baru ini, nama-nama itu dihapus. Lalu, dengan menunjuk satu baris orang itu berkata...Ah-ha, tiga tahun terakhir Anda sangat berhati-hati dan telah berusaha mengendalikan diri sedemikian keras sehingga tidak melakukan kesalahan apa pun. Barangkali namamu akan mengisi baris kosong ini. Saya harap anda tidak menyia-yiakan kesempatan ini dan tetap menjaga diri untuk tidak berbuat kesalahan apa pun! Memang benar, Wei-Yan lulus ujian tahun itu dan berada di peringkat ke-105.

Dari contoh-contoh diatas, kita tahu makhluk halus dan para dewa selalu memperhatikan tingkah laku kita. Karenanya, kita harus segera berbuat apa saja yang bermanfaat bagi orang lain dan menghindari berbuat apa saja yang merusak, membahayakan, atau merugikan orang lain. Ini adalah semua hal yang dapat saya putuskan untuk diri sendiri. Sepanjang mengembangkan niat baik; menahan diri untuk tidak berbuat salah; tidak melanggar aturan bumi, makhluk halus, langit dan para dewa; bersikap rendah hati; tenggang rasa, dan tidak sombong; maka bumi, makhluk halus, langit dan para dewa akan terus memiliki welas asih untukku. Hanya dengan demikian, saya akan memiliki landasan bagi kemakmuran masa depan saya.
Mereka yang memiliki rasa sombong pasti tidak ditakdirkan menjadi orang besar. Bahkan, jika hidup makmur, meereka tidak akan mampu menikmati nasib baik itu untuk waktu yang lama. Orang cerdas tentu tidak akan membuat diri mereka kecil dan picik atau menolak nasib baik yang menjadi hak mereka. Di samping itu, orang rendah hati selalu memperbesar kesempatan untuk belajar. Jika tidak rendah hati, siapa yang mau mengajarinya? Selain itu, orang yang rendah hati selalu sudi belajar dari kelebihan orang lain. Ketika orang lain melakukan perbuatan baik, orang rendah hati akan belajar dan mengikuti teladan mereka. Dengan cara ini, perbuatan baik yang dapat dilakukan orang rendah hati tidak terbatas! Orang yang ingin mengembangkan dan meningkatkan nilai kebajikan, tidak akan dapat melakukannya tanpa memiliki nilai kerendahan hati.

Para leluhur kita memiliki pepatah kuno... "Mereka yang berteguh hati mencapai sukses dan ketenaran, tentu akan mencapai sukses dan ketenaran. Mereka yang berteguh hati mencapai kekayaan dan kedudukan, tentu akan mendapatkan kekayaan dan kedudukan."
Orang yang memiliki tujuan hidup yang 'besar dan menjangkau jauh' seperti pohon yang mempunyai akar. Pohon yang memiliki akar akhirnya akan tumbuh mnjadi cabang, daun dan bunga.
Orang yang telah menetapkan tujuan hidup yang 'besar dan menjangkau jauh' harus bersikap rendah hati dalam setiap pikirannya dan berusaha melepaskan beban orang lain meskipun kejadiannya tidak berarti seperti setitik debu.
Lagi pula, saya adalah pencipta kemakmuran hidup saya sendiri; jika benar-benar ingin menciptakannya, saya tentu akan berhasil. Lihatlah para peserta ujian yang mencari ketenaran dan kekayaan. Pada awalnya, mereka tidak menumbuhkan hati yang tulus; cuma minat yang iseng. Jika lagi suka, mereka mengejarnya. Saat minat mereka turun, mereka berhenti. 

Mencius pernah berkata pada kaisar Suan Chi...
Yang Mulia mencintai musik. Akan tetapi kecintaan yang mulia pada musik sekadar kesenangan pribadi. Jika yang mulia dapat meluaskan hati, dari yang mencari kebahagiaan pribadi menjadi hati yang berbagi kebahagiaan dengan semua rakyat dan membuat mereka sama gembiranya dengan yang mulia, maka negara pasti menjadi makmur!
Liao-Fan berpikir hal itu sama dengan mereka yang berusaha memperbaiki hidup dengan mengubah takdir. Jika orang dapat meluaskan hatinya, dari yang tadinya berharap lulus ujian menjadi hati dengan rajin berbuat kebajikan, mengumpulkan jasa baik, dan berusaha keras memperbaiki watak, maka nasib dan kemakmuran akan menjadi milik mereka untuk diciptakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun