Lanjutan Bab Empat Manfaat Kerendahan Hati didalam merubah Takdir
Belajar tentang Takdir                                                                                                                    Cara melakukan reformasi                                                                                                               Cara mengumpulkan Amal Baik (Kebajikan)                                                                                      Dampak Kerendahan Hati
Ajaran Keempat : Manfaat Kerendahan Hati
Ajaran ketiga mengajarkan kita cara-cara mengumpulkan perbuatan baik. Tentu saja paling baik kalau orang bersedia melakukan kebaikan, tetapi sebagai manusia, kita adalah makhluk sosial. Tidak mungkin bagi kita untuk tidak bertemu dengan orang lain; karenanya, penting bagi kita untuk mengetahui cara mengembangkan diri saat berinteraksi dengan orang lain.
Cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan mengikuti nilai kerendahan hati. Orang yang rendah hati di dalam masyarakat menerima dukungan dan kepercayaan orang banyak. Jika memahami nilai kerendahan hati, mereka akan juga mengerti pentingnya memperbaiki diri terus-menerus. Perbaikan diri terus-menerus tidak hanya mencakup upaya mencari pengetahuan yang lebih tinggi, tetapi juga meliputi kebutuhan untuk menjadi manusiawi, untuk menjadi lebih baik lagi dalam tugas sehari-hari, dan memperbaiki komunikasi dengan kawan-kawan. Banyak manfaat dan imbalan berasal dari bertingkah laku berdasarkan pemahaman terhadap kerendahan hati. Ajaran ini memusatkan perhatian pada manfaat kebajikan rendah hati, yang dibuktikan oleh pengalaman pribadi Liao-Fan. Orang akan menerima manfaat besar jika mereka dapat merenungkan dengan seksama dan memahami ajaran-ajaran ini.
Dalam I Ching (YiJing), Kitab Tentang Perubahan, Gambar Liu-Yao  kerendahan hati mengatakan: Hukuman langit mengambil dari mereka yang sombong dan memberi manfaat bagi mereka yang rendah hati. Hukuman bumi tidak memperbolehkan mereka yang sombong dan mementingkan diri sendiri untuk tetap seperti itu, tetapi akan membawa perubahan bagi mereka. Orang rendah hati tidak akan kekurangan, tetapi akan terisi seperti air mengalir mengisi tempat yag lebih rendah yang dilaluinya. Hukum makhluk halus dan para dewa membawa kerugian bagi mereka yang arogan dan nasib baik bagi mereka yang rendah hati. Bahkan hukum manusia memandang rendah mereka yang sombong dan menyukai mereka yang rendah hati."
Karena itu, bumi, makhluk halus, langit, para dewa, dan manusia semuanya lebih suka pada kerendahan hati daripada kesombongan. Dalam I Ching (Yijing), Kitab Tentang Perubahan, keenam puluh empat hexagram dan enam garis (Liu-Yao) menggambarkan perubahan terus-menerus dan pengaruh interaksi antar langit dan bumi, Yin dan Yang, kitab itu  mengajar orang bagaimana menjadi lebih manusiawi. Setiap enam garis memiliki hasil yang baik dan buruk.
Didalam 64 Hexagram YiJing (I-ching) menyebutkan mengenai Hexagram kerendahan hati ada pada Hexagram 15 "Qian" secara umum berarti sifat rendah hati dan penuh sopan santun yang juga dimaknai tiadanya kesombongan dan merasa diri lebih penting.
Kerendahan Hati...Lancar tiada halangan                                                                                                 Orang mulia dapat melaksanakan tugasnya sampai akhir                                                                             Sifat Langit adalah memberi manfaat ke bawah...Cahayanya cemerlang                                                                   Sifat Bumi adalah di bawah...Namun bergerak ke atas                                                                                     Sifat Langit adalah mengurangi yang berlebih. Namun menambahkannya pada yang rendah hati                                        Sifat Bumi adalah mengubah yang berlebih. Namun mengalirkannya pada yang rendah hati                                        Setan dan Dewa mencelakai mereka yang berlebih. Namun memberkahi mereka yang rendah hati
Akibat buruk dari sebuah Garis Enam (Liu-Yao) mengingatkan orang untuk berhenti berbuat jahat dan melakukan perbuatan baik. Hasil baik dari sebuah Liu Yao mendorong orang untuk lebih rajin memperbaiki diri dan berusaha keras menjadi lebih baik. Hanya Liu- Yao kerendahan hati yang mengandung semua hasil baik tanpa akibat buruk sama sekali. Kitab Tiongkok tentang Sejarah juga mengatakan: "Kesombongan akan membawa kehancuran; kerendahan hati akan membawa manfaat."
Liao-Fan menceritakan bahwa sering mengikuti ujian dengan ditemani orang lain, dan tiap kali saya selalu bertemu dengan pelajar-pelajar yang sangat miskin. Saya perhatikan sebelum mereka berhasil lulus dalam ujian dan hidup makmur, wajah-wajah mereka menunjukkan kerendahan hati, kedamaian, dan keselarasan yang begitu dalam sehingga saya merasa hampir dapat memegang kualitas itu dalam tanganku.Â
Beberapa tahun lalu, saya mengikuti ujian kekaisaran di Beijing. Di antara sepuluh peserta dari desa saya, Ding Jing-Yu paling muda dan paling rendah hati. Saya memberitahu salah satu peserta, Fay Jin-Po, bahwa anak muda itu pasti akan lulus ujian pada tahun ini. Fay Jin-Po bertanya, Â bagaimana kamu bisa tahu?
Liao-Fan bilang, "Hanya orang rendah hati memenuhi syarat untuk menerima nasib baik. Kawanku, lihatlah sepuluh diri kita adakah yang sejujur, begitu murah hati, dan tidak pernah mencoba menduduki urutan pertama, seperti Jing-Yu?
Adakah orang yang kamu lihat selalu hormat, tenggang rasa, cermat, dan rendah hati seperti Ching- Yu? Adakah orang yang kamu lihat seperti Ching-Yu, yang saat dihina tidak balas membantah, atau ketika difitnah tidak menyerang balik? Orang yang mampu mencapai tingkat kerendahan hati seperti itu akan menerima perlindungan dari bumi, makhluk halus, dan langit. Tidak ada alasan dia tidak dapat hidup makmur." Memang benar, ketika hasil ujian diumumkan, Ding Ching-Yu lulus.
Liao-Fan bercerita satu tahun di Beijing, saya tinggal dengan kawan masa kecil saya, Zung kai-Zhi. Saya perhatikan bahwa dia selalu bersikap rendah hati dengan pembawaan yang baik hati dan suka menolong. Tidak ada sedikit pun rasa sombong dalam dirinya, jauh berbeda sikapnya di waktu kecil.
Kai-Zhi mempunyai seorang kawan bernama Li Ji-Yen yang jujur dan terus terang. Ji-Yen sering memarahi Kai-Zhi atas kesalahannya, tetapi Kai-Zhi selalu menerima tuduhan itu dengan tenang tanpa membantah.
Saya mengatakan padanya "Seperti terdapat tanda-tanda peringatan saat nasib buruk datang, demikian juga halnya kita dapat melihat kemakmuran datang pada mereka yang telah mengembangkan sebab-sebab datangnya kemakmuran itu. Langit akan menolong mereka yang mempunyai kerendahan hati. Kamu, kawanku, pasti akan lulus ujian kekaisaran tahun ini! Belakangan, dia benar-benar lulus ujian tersebut.
Ada seorang anak muda dari propinsi Santong bernama Zhou Yu-Fong yang lulus ujian kekaisaran tingkat pertama sebelum dia berusia 20 tahun. Sayang sekali meskipun telah berusaha mati-matian, dia tidak berhasil dapat lulus ujian tingkat selanjutnya. Pada waktu ayahnya dimutasikan ke bagian lain dalam pemerintahan, Yu-Fong turut pindah bersamanya, dan menjadi sangat mengagumi Chian Min-Wu, sarjana termashyur yang tinggal di desa itu.
Yu-Fong membawa karangannya pada orang itu. Dia tidak mengira Tuan Chian akan mengambil kuas tulis dan mencoret seluruh karangannya. Tidak hanya tidak marah, Yu-Fong dengan ikhlas menerima semua koreksi yang dilakukan Tuan Chian dan segera mengubah tulisannya dengan patuh.
Anak muda yang dapat begitu rendah hati dan menunjukkan kemauan yang demikian besar untuk memperbaiki diri sungguh sangat sukar ditemukan. Tahun berikutnya, Yu-Fong lulus ujian kekaisaran itu.
Liao-Fan melanjutkan ceritanya, saya pergi ke ibukota memberi hormat kepada kaisar. Saya bertemu dengan seorang sarjana bernama Hsia Jian-Suo yang memiliki semua kualitas orang besar tanpa jejak keangkuhan sama sekali. Saya merasakan aura yang besar dari kebajikan dan kerendahan hati di sekeliling dirinya.
Ketika kembali ke rumah, saya memberitahukan kawan saya, "saat langit menginginkan seseorang hidup makmur, peertama-tama ia akan menganugerahinya dengan kebijaksanaan. Kebijaksanaan dapat membuat orang menjadi jujur dan berdisiplin. Langit telah menganugerahi Jian-Suo dengan kebijaksanaan, jika tidak dia tidak akan dapat begitu lembut, baik, dan bajik. Dapat dipastikan, langit sekarang akan membuatnya hidup makmur." memang benar tatkala hasil ujian diumumkan, Jian-Suo lulus.
Ada seorang sarjana bernama Chang Wei-Yan dari Jiangying yang sangat terkenal dan pandai mengarang. Dia juga sangat terkenal di antara sarjana. Satu tahun dia mengambil ujian di Nanjing, dan tinggal di sebuah kuil Tao.
Saat hasil ujian diumumkan, dia mendapatkan dirinya tidak lulus. Dia menjadi sangat marah dan dengan lantang menyalahkan pemeriksa ujian telah buta tidak dapat mengenali bakatnya yang sangat jelas. Pada saat itu, seorang pendeta Tao berdiri disampingnya sambil tersenyum, dan Wei-Yan serta- merta melampiaskan kemarahannya kepada pendeta ini.Â
Pendeta itu berkata: Karyamu pasti tidak bagus! Wei-Yan makin marah. Dia bertanya, bagaimana engkau bisa tahu jika baca saja belum? Pendeta itu menjawab: Saya sering mendengar orang berkata unsur paling penting dalam mengarang adalah hati yang damai dan watak yang harmonis. Tuduhanmu yang keras dan dipenuhi kemarahan jelas menunjukkan bahwa pikiranmu tidak tenang dan watakmu kasar. Mana mungkin engkau bisa membuat karangan yang baik?
Wei-Yan bisa menerima kata-kata pendeta Tao itu, dan balik meminta nasehatnya. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Pendeta tersebut berkata...Apakah lulus atau tidak sepenuhnya tergantung pada nasibmu. Jika ditakdirkan tidak lulus, maka sebaik apapun karanganmu, engkau tetap akan gagal. Dirimu sendiri perlu membuat beberapa perubahan!
Bagaimana saya dapat merobah sesuatu yang telah ditakdirkan sebelumnya?
Pendeta itu berkata: Walaupun kekuasaan membentuk takdir dirimu ada dilangit, hak untuk menciptakan kembali ada dalam dirimu sendiri. Sepanjang bertekad untuk berbuat baik dan mengembangkan 'kebajikan tersembunyi' engkau akan menerima apa yang engkau inginkan. Saya cuma seorang pelajar miskin. Perbuatan baik apa yang mungkin saya lakukan?
Berbuat baik dan mengumpulkan kebajikan tersembunyi semuanya berasal dari hati. Sepanjang engkau teus-menerus menaburkan niat untuk mempraktekkan perbuatan baik dan mengumpulkan kebajikan, jasa-jasa yang engkau kumpulkan akan tak terbatas dan luas tak terkirakan! Kebajikan rendah hati misalnya, tidak memerlukan biaya apa pun; mengapa engkau tidak dapat bersikap rendah hati dan merenungkan kembali karanganmu daripada menyalahkan pemeriksa ujian telah bersikap tidak adil?
Chang Wei-Yan mendengarkan kata-kata pendeta Tao itu, dan sejak itu melenyapkan sikap sombongnya. Dia menjadi sangat waspada atas semua tindakannya dan mencoba untuk tidak berbuat salah. Setiap hari dia berusaha keras untuk berbuat baik lebih banyak lagi dan mengumpulkan lebih banyak jasa baik.
Tiga tahun kemudian, pada suatu malam dia bermimpi memasuki sebuah rumah yang sangat tinggi dan melihat sebuah buku yang berisi semua nama peserta yang lulus ujian tahun itu. Dia melihat banyak baris kosong. Tidak mengerti maksudnya, dia bertanya pada orang yang berada di sebelahnya... Apa ini?
Orang Yang Ditanya menjawab: Makhluk halus dari dunia gaib memeriksa para peserta ujian setiap tiga tahun. Hanya nama-nama mereka yang melakukan perbuatan baik dan tidak membuat kesalahan dibolehkan dicatat pada buku ini. Baris yang kosong digunakan untuk menampung nama-nama mereka yang seharusnya lulus ujian, tetapi karena membuat pelanggaran baru-baru ini, nama-nama itu dihapus. Lalu, dengan menunjuk satu baris orang itu berkata...Ah-ha, tiga tahun terakhir Anda sangat berhati-hati dan telah berusaha mengendalikan diri sedemikian keras sehingga tidak melakukan kesalahan apa pun. Barangkali namamu akan mengisi baris kosong ini. Saya harap anda tidak menyia-yiakan kesempatan ini dan tetap menjaga diri untuk tidak berbuat kesalahan apa pun! Memang benar, Wei-Yan lulus ujian tahun itu dan berada di peringkat ke-105.
Dari contoh-contoh diatas, kita tahu makhluk halus dan para dewa selalu memperhatikan tingkah laku kita. Karenanya, kita harus segera berbuat apa saja yang bermanfaat bagi orang lain dan menghindari berbuat apa saja yang merusak, membahayakan, atau merugikan orang lain. Ini adalah semua hal yang dapat saya putuskan untuk diri sendiri. Sepanjang mengembangkan niat baik; menahan diri untuk tidak berbuat salah; tidak melanggar aturan bumi, makhluk halus, langit dan para dewa; bersikap rendah hati; tenggang rasa, dan tidak sombong; maka bumi, makhluk halus, langit dan para dewa akan terus memiliki welas asih untukku. Hanya dengan demikian, saya akan memiliki landasan bagi kemakmuran masa depan saya.
Mereka yang memiliki rasa sombong pasti tidak ditakdirkan menjadi orang besar. Bahkan, jika hidup makmur, meereka tidak akan mampu menikmati nasib baik itu untuk waktu yang lama. Orang cerdas tentu tidak akan membuat diri mereka kecil dan picik atau menolak nasib baik yang menjadi hak mereka. Di samping itu, orang rendah hati selalu memperbesar kesempatan untuk belajar. Jika tidak rendah hati, siapa yang mau mengajarinya? Selain itu, orang yang rendah hati selalu sudi belajar dari kelebihan orang lain. Ketika orang lain melakukan perbuatan baik, orang rendah hati akan belajar dan mengikuti teladan mereka. Dengan cara ini, perbuatan baik yang dapat dilakukan orang rendah hati tidak terbatas! Orang yang ingin mengembangkan dan meningkatkan nilai kebajikan, tidak akan dapat melakukannya tanpa memiliki nilai kerendahan hati.
Para leluhur kita memiliki pepatah kuno... "Mereka yang berteguh hati mencapai sukses dan ketenaran, tentu akan mencapai sukses dan ketenaran. Mereka yang berteguh hati mencapai kekayaan dan kedudukan, tentu akan mendapatkan kekayaan dan kedudukan."
Orang yang memiliki tujuan hidup yang 'besar dan menjangkau jauh' seperti pohon yang mempunyai akar. Pohon yang memiliki akar akhirnya akan tumbuh mnjadi cabang, daun dan bunga.
Orang yang telah menetapkan tujuan hidup yang 'besar dan menjangkau jauh' harus bersikap rendah hati dalam setiap pikirannya dan berusaha melepaskan beban orang lain meskipun kejadiannya tidak berarti seperti setitik debu.
Lagi pula, saya adalah pencipta kemakmuran hidup saya sendiri; jika benar-benar ingin menciptakannya, saya tentu akan berhasil. Lihatlah para peserta ujian yang mencari ketenaran dan kekayaan. Pada awalnya, mereka tidak menumbuhkan hati yang tulus; cuma minat yang iseng. Jika lagi suka, mereka mengejarnya. Saat minat mereka turun, mereka berhenti.Â
Mencius pernah berkata pada kaisar Suan Chi...
Yang Mulia mencintai musik. Akan tetapi kecintaan yang mulia pada musik sekadar kesenangan pribadi. Jika yang mulia dapat meluaskan hati, dari yang mencari kebahagiaan pribadi menjadi hati yang berbagi kebahagiaan dengan semua rakyat dan membuat mereka sama gembiranya dengan yang mulia, maka negara pasti menjadi makmur!
Liao-Fan berpikir hal itu sama dengan mereka yang berusaha memperbaiki hidup dengan mengubah takdir. Jika orang dapat meluaskan hatinya, dari yang tadinya berharap lulus ujian menjadi hati dengan rajin berbuat kebajikan, mengumpulkan jasa baik, dan berusaha keras memperbaiki watak, maka nasib dan kemakmuran akan menjadi milik mereka untuk diciptakan.
Literasi ditulis berdasarkan karya asli Tuan Yuan Liao-Fan era Dinasti Ming yang dinterpretasikan oleh Huang Zhi-Hai dan dilakukan penyuntingan dan menyusun kembali oleh: Yayasan Empat Ajaran Liao-Fan, kemudian narator memuat didalam media digital dan dibagikan kepada khalayak ramai sebagai dasar melakukan revolusi mental yang membawa manfaat bagi bangsa dan negara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI