Mohon tunggu...
Naufa Rafsanjani
Naufa Rafsanjani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Memori

15 Februari 2019   21:33 Diperbarui: 16 Februari 2019   06:46 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terakhir nya ku melewati jalan ini, tak banyak yang aku ingat waktu itu. Yang aku ingat, mengapa semua nya terjadi. Perasaan rasa bersalah selalu berada dipikiran ku, aku sangat merasa bersalah, tetapi jika dia melihat ku. Dia akan lebih bersalah karena meninggalkan ku dan melihat ku sedih. Sejak saat itu, aku mencari cara agar semua nya bisa aku lalui tanpa harus melihat kebelakang. Suara indah nya membuat ku belum mampu untuk memulai nya, aku tidak mempunyai firasat apapun saat itu. Aku hanya mencoba menghubungi nya dengan perasaan yang tidak bisa ku tahan akhir nya lisan ini mengucapkan nya.

    "Mah, kaka kangen mamah? Kapan kita ketemu lagi."

    "Sama sayang, mamah juga kangen kakak. Sabar ya sayang, bentar lagi kita akan ketemu?"

    "Uci kemana mah."

     "Ada, dia lagi makan. Disini sudah magrib, nanti mamah telfon lagi ya."

      "Ya mah."

Sejak saat itu, aku tidak menghubungi nya lagi. Tapi malam nya, Ayah menelfon ku dan menyuruh untuk mengemaskan pakaian ku. Aku tidak mengetahui maksud Ayah saat itu, karena sudah terbiasa dengan sifat nya yang serba mendadak. Aku hanya mengikuti tanpa mempunyai firasat apapun. Aku mencoba untuk keluar kamar, ternyata tanaman di depan kostan ku basah. Langit telah kembali membasahi bumi di malam hari, sehingga cahaya bintang tidak terlihat dengan jelas. Telfon ku berdering, Ayah telah di depan halaman rumah kostan yang aku tempati saat ini. Ku memberi ucapan kepada teman sekamar ku, dan meminta tolong kepada nya untuk mengatakan kepada guru jika aku izin tidak sekolah. Segera ku langkah kan kaki menuju mobil hitam yang di dalam nya ada Ayah dan satu lelaki.

     "Kenapa yah, nggak kaya biasa nya jemput kakak malam begini."

     "Besok pagi kita berangkat ke jogja," jawab nya.

     "Ada apa yah, kok tiba-tiba."

     "Kita lihat kondisi mamah sekalian liat uci."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun