Mohon tunggu...
Muhammad Shoma
Muhammad Shoma Mohon Tunggu... Jurnalis - Wasis Solopos Angkatan XX

cogito ergo sum.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Untuk Zaini Misrin

25 Maret 2018   19:32 Diperbarui: 25 Maret 2018   19:57 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(I)
Hidupku kupasrahkan kepada roda besi.
Gas, rem, dan perangkat lain sudah jadi santapan tiap hari.
Walau kendala bahasa yang kuucapkan beda, aku tetap berusaha bekerja dari hati.

(II)
Hari-hari silih berganti,
Aku dituduh lakukan hal yang tak kuketahui.
Dipaksa mengakui,
Dibujuk bebas namun berujung bui.

(III)
Diplomasi-diplomasi ditempuh tiada henti,
Satu, dua, hingga tiga kali hukum pancung tidak jadi.
Rindu keluarga sudah jadi besi,
Makin hari makin sepi.

(IV)
Di bulan dan di tanggal yang tak seorangpun mengetahui,
Aku dihadapkan pada algojo yang mengacungkan pedang untukku mati.
Leherku ditebasnya sekali,
Darahku menyembur langit-langit Arab Saudi yang sepi.

(V)
Di liang ini,
Aku bertanya,
apa arti sebuah kejujuran di dunia ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun