Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kehadiran Grafologi di Barak Militer, Akar Masalah, dan Secercah Harapan

31 Mei 2025   17:54 Diperbarui: 31 Mei 2025   20:56 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dengan Grafolog Gusti Aju Dewi (Sumber: YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel)

Sebagai grafolog global, sarjana HI, dan mahasiswa S2 bidang AI (Artificial Intelligence), Dewi melihat pembinaan siswa di barak militer adalah langkah berani untuk menyelamatkan masa depan anak-anak Indonesia. 

"Di barak, disiplin dilatih. Lewat grafologi, karakter dikenali. Lewat AI, perubahan bisa dibuatkan alat bantu untuk mempercepat proses," tulisnya di halaman Instagram pribadinya. 

Setelah melihat dan ikut turun dalam program perdana inisiatif Gubernur Jabar ini, Dewi menilai barak dapat sebagai tempat untuk membangun karakter bangsa. 

Dalam analisis grafologi yang dilakukan oleh Dewi, yang pertama dicari adalah apa yang menjadi  trigger (pemicu) masalah anak-anak ini dan apa yang menjadi kebutuhan mereka.  

Menurutnya, karakter anak tidak cukup dibentuk dari teori, tetapi lewat pengalaman, intervensi tepat, dan pemahaman mendalam terhadap jiwa mereka. 

Menurut hasil analisa grafologi terhadap 273 tulisan anak-anak di barak militer ini, diketahui secara umum mereka mempunyai kondisi emosional yang 'babak belur', di mana mereka sulit mendapat penerimaan dan juga sulit mengekspresikan diri. 

Wawancara Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dengan Grafolog Gusti Aju Dewi (Sumber: YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel)
Wawancara Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dengan Grafolog Gusti Aju Dewi (Sumber: YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel)
Menjawab pertanyaan pihak-pihak yang mengatakan kalau program memasukkan anak-anak 'nakal' ke barak militer tidak memiliki dasar filosofi pendidikan, psikologi, dan tidak bermanfaat, Dewi tidak setuju dengan pandangan tersebut. 

Dedi Mulyadi dengan terus terang mengakui tidak melakukan kajian terlebih dahulu sehubungan dengan program ini karena Gubernur Jabar ini lebih mengedepankan tindakan solutif terlebih dahulu untuk suatu permasalahan dan kajian dapat dilakukan setelahnya.

 "Kesempurnaan terjadi setelah kita melakukan," jelas Dedi dalam wawancara eksklusifnya dengan Aju Dewi yang ditayangkan di kanal YouTubenya pada 29 Mei 2025. 

Dewi mengatakan kerja sama antara ilmu psikologi klinis dengan grafologi akan memberikan hasil yang lebih baik.

Terhadap anak-anak di barak, dilakukan asesmen awal oleh psikolog klinis bersama grafolog sebelum ditangani lebih lanjut. Hasilnya asesmen awal ini adalah 70 persen dari anak-anak tersebut tidak memiliki fondasi yang kokoh dalam berpikir, merasa, dan bertindak. Profil sebagai 'manusia yang harmonis dengan dirinya sendiri' adalah hal yang paling menonjol dilihat tidak dimiliki anak-anak ini. Hal ini karena tidak adanya fondasi untuk hal ini dalam hidup mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun