Ketika harapan dan tuntutan tidak dikomunikasikan dengan baik, anak merasa terisolasi dan tidak didukung.
- Pola asuh yang ketat dan otoriter
Pola asuh yang menuntut kesempurnaan dan penuh hukuman meningkatkan tingkat stres dan kecemasan anak.
- Harapan yang tidak realistis
Ekspektasi yang terlalu tinggi tanpa mempertimbangkan kemampuan dan minat anak menyebabkan tekanan berlebih
Cara Mengurangi Risiko Tekanan Psikologis pada Anak
- Membangun komunikasi yang sehat dan terbuka
Orang tua perlu menciptakan ruang bagi anak untuk menyampaikan perasaan dan kekhawatiran tanpa takut dihakimi.
- Memberikan apresiasi dan dukungan positif
Fokus pada usaha dan proses, bukan hanya hasil akhir, agar anak merasa dihargai dan termotivasi.
- Menyesuaikan tuntutan dengan kemampuan anak
Harapan harus realistis dan disesuaikan dengan minat serta potensi anak agar tidak menimbulkan beban berlebihan.
- Menghindari pola asuh yang terlalu keras
Pola asuh yang suportif dan penuh kasih sayang lebih efektif dalam mendukung kesehatan mental anak
Tuntutan keluarga yang berlebihan dapat menimbulkan tekanan psikologis serius pada anak, yang berdampak pada kesehatan mental dan perkembangan mereka secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami batas kemampuan anak, membangun komunikasi yang terbuka, serta memberikan dukungan positif dan memberikan anak menentukan apa keinginannya agar anak dapat tumbuh dengan sehat dan bahagia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI