"Kamu tahu saka? aku senang hari itu kamu tersesat di dalam hutan," gadis itu memberinya senyuman tulus dengan netra cantiknya menatap dalam. Saka tak dapat berpikir melihat tubuh sang gadis menghilang perlahan di gengamannya. Bahkan panas api tak dapat mencegah air mata Saka untuk tak jatuh. Bagaimana ia tak bisa menyelamatkan seseorang yang bahkan sudah berada di dekapannya.
"Tidak.. kumohon," Saka hanya bisa mempererat pelukannya, seakan itu dapat mencegah Morea untuk pergi.Â
"Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya, Saka."
Belum siap melepaskan, namun semesta sudah merebut tubuh sang gadis dalam percikan cahaya. Merebutnya dari genggaman lelaki yang kini hanya bisa memeluk dirinya, merasakan tubuh Morea menghilang.
Hari itu, hari dimana ibu pertiwi kembali menangis. Hari dimana duka menyelimuti nusantara. Hari ketika semesta mengambil kembali bintangnya untuk berpulang kepada langit.