Ketiga, media memperbaiki persepi kita dan mengelola pengalaman kita (media fix our perceptions and organize our exsperiences). Artinya, media tidak hanya mampu membentuk dan memperbaiki persepsi melainkan juga mengelola pengalaman kita sebagai masyarakat.Â
Ketiga gagasan penting tersebut bermuara pada hubungan antara media dengan ide yang dibawa dan disampaikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, sebuah ide tidak akan terbendung kala media semakin masif digunakan.
Gagasan mengenai media dan perluasan ide berkaitan erat dengan hakikat media yakni media tidak hanya berwujud teknologi, tetapi juga ide, termasuk pesan di dalamnya. Media sebagai teknologi merupakan artefak manusia atau insfrastruktur material. Sementara, ide yang dimaksud berupa suatu ideologi, nilai, gagasan, dan pengetahuan yang tersimpan dalam pikiran dan membentuk kognisi manusia.
Robert Radfield antropolog Amerika Serikat bahkan berkata: ".... Ide yang paling kuat dalam catatan sejarah adalah ide-ide yang yang paling kuat dan ide tersebut berbicara untuk semiua orang, selalu ditunggangi oleh aktor-aktor besar dunia yang abadi bersama ide itu sendiri, dan ide yang paling besar adalah agen prubahan serta pembentuk tatanan moral".
Implikasi dari pengaruh media terhadap ide ini bisa terlihat dari ideologi besar-besar dunia yang dipopulerkan melalui media. Televisi menjadi media kuat yang selalu menggemborkan-gemborkan hidup gaya kapitalis Barat bahkan hingga sampai ke semenanjung Timur. Melalui media, nilai-nilai demokrasi bisa menyebar luas dan menjadi nilai yang paling banyak dianut oleh negara-negara di dunia.
Kemudian melalui media pula dunia mengalami perubahan pada lanskap sains yang global. Para saintis bahkan tidak terganggu oleh beberapa pekerjaan risetnya yang bekerjasama dengan saintis negara lain hingga publikasi ilmiah yang bisa dinikmati oleh masyarakat dunia. Demikian beberapa pengaruh media melalui ide-ide yang disebar dan berpengaruh bagi terbentuknya kampung global.
Lebih lanjut, hakikat media sebagai pesan bisa mengacu kepada teori strukturisasi Anthony Giddens. Seorang sosiolog terkenal Inggris yang pernah menjabat sebagai direktur di London School of Economics (LSE) ini dalam bukunya The Constitution of Society (1984) menyebut bahwa struktur berfungsi sebagai pedoman, skemata atau medium bagi adanya praktik sosial atau tindakan.
Dengan demikian, sebuah pesan dari sebuah ide akan membentuk tindakan masyarakat karena disebarluaskan melalui media. Hal ini akan berkaitan karena sebuah ide sebagai kekuatan utama ideologi dan teknologi sebagai artefak material saling berhubungan. Keduanya merupakan medium bagi pesan yang disampaikan oleh sebuah ide.
Bertolak dari gagasan tersebut, jelaslah bahwa media sebagai pembentuk pikiran berpeluang memunculkan perubahan sosial baik dalam ide maupun struktur atau praktik sosial.
Lantas, apa bentuk dampak media terhadap perubahan sosial?
