Siang itu anak-anak ramai berkumpul, tidak hanya mereka berempat, datang juga Fikri, Muklis, Teguh dan Asep.
“Ayok kamurang gimana bijinya udah pada dapet yang baru nggak, ini biji bulus saya belum ada yang kalahin”. Tantang Muklis. Masing-masing anak-anak senyum serius, tanda sudah bawa biji karet.
“Sini Klis kita mulai, ngasah uwaknya kamu Klis, suit dulu sama saya.” kata Centong yang mulai meladeni tantangan Muklis. “Nih saya punya biji harimau.” kata Centong.
Mereka lakukan suit dan mulai aduan biji, pertama Muklis yang kalah suit bijinya di bawah, dan biji karet Centong posisinya di atas. ‘Prak’ bunyi biji yang diadu tanda salah satu biji pecah. Ternyata biji punya Centong yang kalah. Padahal peluang aduan biji yang bisa menang adalah saat posisi biji di atas, tapi ini walaupun sudah di atas biji karet Centong masih kalah. Artinya kekerasan biji karet yang dimiliki Muklis lebih baik dari yang dimiliki Centong.
“Sini Klis lawan saya kata Bandot, saya punya biji baru ini, biji kapal namanya.” kata Bandot menantang. Kembali biji diadu, tapi nasib biji kapal Bandot sama kayak biji Centong pecah sebagian.
Satu persatu biji aduan anak-anak itu bertarung dengan biji bulus Muklis, dan semua biji anak-anak itu kalah dengan biji Muklis.
“Alang hebat biji Muklis ini, jangan-jangan biji isian ya?” Tuduhan curang disampaikan Deski kepada Muklis. Biasanya cara curang agar biji karet menang, bijinya dikosongkan kemudian isinya diganti aspal atau semen. Tujuannya agar lebih keras.
“Palak kamu, ini beneranlah bijinya, biji kamurang aja yang kalahan.” ujar Mukhlis membela diri.
Dalam hati Encep mengakui kehebatan biji bulus Muklis ini, Encep dan Deski sebenarnya ingin punya biji bulus juga, pernah mereka tanya di mana letak pohonnya, Muklis tidak gamblang memberi tahu lokasinya, dia cuma bilang dekat Kali Umban, wilayah karet PT. NAKAU. Mereka coba ke sana, cari pohon biji bulus itu, dari empat pohon yang mereka panjat tidak ditemukan biji yang sama kayak punya Muklis, bulat, sisi mata kanan kiri rata dan keras. Tanda biji keras biasanya kalau biji digigit dengan gigi maka biji tidak akan ada tanda bentet atau retak.
“Sekarang giliran saya lawan Muklis, ayok suit, coba lawan biji saya dulu biji kamu itu Klis.” Encep menantang Muklis.
“Nih saya ada 3 biji, saya adu semua bijinya.” Lanjut Encep mengeluarkan 3 biji yang tadi diberi Deski dari 4 buah biji karet di sakunya.