Mohon tunggu...
Sepis Jandung
Sepis Jandung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif

Mahasiswa aktif Jurusan Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hidup Bahagia-Sendirian Sebagai Esensi Hidup: Suatu Analisis Eksistensial Terkait Mode Keterpisahan-Levinas

11 Februari 2024   12:10 Diperbarui: 11 Februari 2024   12:12 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hal ini, apabila The I diidentifikasi dengan akal, diambil sebagai kekuatan tematisasi dan objektivikasi, The I kehilangan keunikannya. Mewakili diri sendiri berarti mengosongkan diri dari substansi subjektif seseorang.  Dengan demikian ada batas pemisahan. Menjadi The I berarti ada sedemikian rupa sehingga sudah melampaui eksistensi dan ontologi, atau ada dalam kebahagiaan. The I pada hakikatnya bukan menentang atau mewakili sesuatu untuk dirinya sendiri, atau menggunakan sesuatu, atau bercita-cita untuk sesuatu, tetapi untuk menikmati sesuatu.

The I dari Kenikmatan Bukan Biologis Maupun Sosiologis

Gagasan tentang keterpisahan dapat dipahami dengan deskripsi kenikmatan, yang ditempatkan dalam independensi kebahagiaan. Keterpisahan merupakan keunikan dari The I dan penjelasan biologis bahwa pribadi muncul sebagai produk spesies atau kehidupan impersonal akan salah dan kontradiksi dalam menjelaskan The I. Keunikan The I, statusnya sebagai individu tanpa konsep, akan hilang dalam partisipasi biologis atau konsep genus.

Multiplicity can be produced only if the individuals retain their secrecy, if the relation that unites them into a multiplicity is not visible from the outside, but proceeds from one unto the other. If it were entirely visible from the outside, if the exterior point of view would open upon its ultimate reality, the multiplicity would form a totality in which the individuals would participate. (Totality and Infinity, hal. 119)

Apabila ikatan antara The I dan yang lain dapat sepenuhnya ditangkap dari luar, hal ini akan kembali pada totalisasi. Apabila The I ada di bawah tatapan yang melingkupinya, The I akan muncul sebagai peserta dalam totalitas: Yang Lain akan menjadi salinan kedua dari The I-keduanya termasuk dalam konsep yang sama. Dengan demikian, sebagaimana cara pandang biologis, cara pandang sosiologis juga tidak bisa diterapkan pada The I. Bagaimanapun dalam konsep sosiologis, subjektivitas dipandang dalam suatu lingkup relasi yang besar dan subjek ada dalam cakupan yang besar itu.

Levinas tentu tidak berhenti pada The I, ada alternatif lain yang bisa dikatakan lebih radikal. Sebuah alteritas, milik esensi dari yang lain, dan hanya terlihat dari The I. Levinas menegaskan bahwa ada pluralisme yang menyiratkan perubahan radikal dari yang lain, yang saya tidak hanya membayangkan dengan hubungannya dengan diri saya sendiri, tetapi menghadapi egoisme saya. Perubahan Yang Lain ada di dalam dirinya dan tidak relatif bagi saya; itu mengungkapkan dirinya sendiri.

Manusia Menikmati Keterpisahannya

Manusia (The I) sudah pasti ada dalam relasi dengan dunia. Manusia membutuhkan dunia dan sekaligus menikmatinya. Dengan demikian diakui bahwa keterpisahan sebagai kehidupan batin, atau sebagai psikis. 'Hidup Dari' merupakan mode dasar hidup manusia yang memberi penegasan bahwa manusia memiliki kebutuhan dan mampu menikmati. Oleh karena itu, eksistensi manusia pun selalu dalam mode menjadikan yang di luar dirinya menjadi tunduk padanya.

Berangkat dari mode yang seperti ini, tampak bahwa manusia memiliki dimensi keterpisahan dan interioritas, sebagai dasar untuk mode keterlibatannya dengan dunia.  Interioritas muncul seperti kehadiran di rumah sebagai tempat tinggal yang nyaman.

Bagi Levinas, interioritas merujuk kepada segala pengalaman yang berdampak terhadap kehadiran diri, interioritas bisa dikatakan juga sebagai 'kehidupan batin' yang bersifat unik dan tidak bisa diserap ke dalam suatu konsepsi. Sedangkan keterpisahan berangkat dari kesadaran yang mengacu terhadap interioritas, di mana setiap manusia itu berbeda dibentuk oleh keunikannya masing-masing sehingga setiap dari eksistensi manusia sejatinya terpisah, tidak bisa disamakan.

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun