Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mata Air Sebagai Sarana Hidup Berbagi

1 Mei 2024   03:43 Diperbarui: 1 Mei 2024   04:14 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air dari sumur bor (dok pribadi)

Menyaksikan Dari Dekat Cara Merawatnya

Di kampung halaman kami, tempo dulu sumber air untuk kehidupan adalah sumur. 

Belum ada instalasi pipa leading masuk ke Kampung.
Tukang gali sumur hanyalah orang biasa. Bukan insinyur, tapi secara alami memiliki bakat untuk mengetahui dimana terdapat mata air. Sehingga hanya dengan menggali 3 atau 4 meter, sudah ketemu mata air . Berbeda lokasi beda pula kedalaman sumur yang harus digali untuk mendapatkan mata air.

Ada yang hanya butuh 3  "cincin" yakni bak siap pakai untuk membuat sumur. Tetapi ada yang membutuhkan 4 sampai 5 cincin atau ring untuk menemukan mata air yang jernih.
Tetapi karena setiap rumah memiliki sumur masing masing sehingga tidak perlu numpang pada tetangga.

Foto bersama Pemilik Sumur Bor/ dokumentasi pribadi 
Foto bersama Pemilik Sumur Bor/ dokumentasi pribadi 

Mata Air di Italia.

Di Itali mereka mereka membuat sumur bor dengan menanam pipi sepanjang 300 meter kedalam tanah . Tekanan tinggi menyebabkan air yang mencuat keluar tiada hentinya.

Air mineral yang murni ini dijadikan air minum yang gratis tanpa obat apapun .Diambil oleh tetangga untuk keperluan minum mereka tanpa dipungut bayaran.Tidak seperti di kota  yang mana air tersebut bisa menjadikan penghasilan dengan menjual.per galonnya.Didesa ini mereka merawatnya bersama untuk kepentingan bersama.

Sumur bor ini merupakan sarana hidup berbagi bagi masyarakat setempat .Mereka yang membutuhkan bisa mengambil sebanyak apa yang dibutuhkan tanpa membayar apapun.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun