Mohon tunggu...
Sepis Jandung
Sepis Jandung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif

Mahasiswa aktif Jurusan Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hidup Bahagia-Sendirian Sebagai Esensi Hidup: Suatu Analisis Eksistensial Terkait Mode Keterpisahan-Levinas

11 Februari 2024   12:10 Diperbarui: 11 Februari 2024   12:12 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biasanya semua hal-hal ini dianggap sebagai sarana bagi manusia. Akan tetapi dalam analisa Levinas, apabila kita telisik lebih jauh, bahkan palu, jarum, dan mesin selalu hadir sebagai objek kesenangan atau objek kenikmatan. Cara manusia bereksistensi bukan hanya butuh sesuatu melainkan juga untuk menikmati.

Whereas the recourse to the instrument implies finality and indicates a dependence with regard to the other, living from ... delineates independence itself, the independence of  enjoyment and of its happiness, which is the original pattern of all independence. (Totality and Infinity, hal. 110)

Manusia dalam hidupnya memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi untuk dapat melangsungkan kehidupannya. Ia harus makan, menghirup udara dan membutuhkan istirahat untuk memulihkan tenaga. Meski demikian, manusia dalam kesehariannya melakukan itu semua bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan melainkan ia juga melakukan karena ia ingin menikmati atau merasakan kenikmatan dan kebahagiaan. 

Dalam pandangan Levinas, pola relasi yang berusaha untuk menikmati dan bahagia ini merupakan pola asli dari semua keterlibatan  manusia dengan dunianya. Manusia selalu berusaha untuk mencapai kepuasan dari kebutuhannya dan  kepuasan itulah yang dinamakan pencapaian. Seseorang akan puas dan mendapat kenikmatan karena ia mencapai target yang diinginkannya. Kenikmatan dan kebahagiaan bukanlah ketiadaan kebutuhan melainkan kepuasan. Kepuasan adalah pencapaian. Dari situasi dipuaskannya kebutuhan dengan pencapaian inilah kenikmatan dan kebahagiaan berasal.

Levinas menjelaskan bahwa dalam berelasi dengan dunia dan benda-benda, memang hal-hal itu akan masuk dalam totalisasi tetapi tidak berarti benda-benda itu kehilangan kedirian mereka, pada dasarnya mereka tetap terpisah. Manusia terlibat dengan dunia dan benda-benda hanya dalam relasi menikmati.  Levinas melihat bahwa cara berelasi paling dasar adalah menikmati, manusia berinteraksi, terlibat dengan cara menikmati , manusia tidak mengubah sesuatu, ia hanya menikmati.

"Nourishment, as a means of invigoration, is the transmutation of the other into the same, which is in the essence of enjoyment". (Totality and Infinity, hal. 111).


Dalam relasi dengan dunia dan benda-benda, ada peristiwa yang dinamakan transmutasi, benda-benda dijadikan satu dengan seseorang. Seseorang misalnya mengambil apel dan memakannya; apel yang sebelumnya terpisah dari subjek sekarang menyatu dengan subjek.

Life's relation with the very conditions of its life becomes the nourishment and content of that life. Life is love of life, a relation with contents that are not my being but more dear than my being: thinking, eating, sleeping, reading, working, warming oneself in the sun. Distinct from my substance but constituting it, these contents make up the worth [prix] of my life. (Totality and Infinity, hal. 112)

Yang menarik juga dari Levinas adalah bahwa kenikmatan, kebahagiaan bukanlah  perasaan, suasana hati, bahkan sebelum refleksi. Levinas menggambarkannya sebagai denyutan dari The I. Hal-hal ini sangat sederhana dalam kehidupan sehari-hari, seperti udara, cahaya dan hal lainnya. Kebutuhan-kebutuhan ini manusia penuhi dan memberi rasa kenikmatan. Inilah mode dasar kehidupan manusia, itulah eksistensi manusia. Hidup pada awalnya adalah kebahagiaan.

Kenikmatan dan Kemandirian

Sesuatu yang ada di luar diri seseorang itu independen dan ia hanya menikmati, dalam hal inilah konsep "hidup dari" sangat jelas digambarkan.  Independensi  kenikmatan dan kebahagiaan, merupakan pola asli dari semua independensi, keterlibatan  kita. Seseorang menikmati, ia bahagia apabila tujuannya berhasil. Tentu ada ketergantungan tetapi manusia senang dengan hal itu. Manusia independen dan juga ketergantungan, dalam arti ada kebutuhan. Manusia hidup dari ketergantungan yang menjadi kebahagiaan. Karena seseorang mencintai kebutuhannya, ia membutuhkan kebutuhannya dan tanpa kebutuhannya ia tidak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun