Mohon tunggu...
Sepis Jandung
Sepis Jandung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif

Mahasiswa aktif Jurusan Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hidup Bahagia-Sendirian Sebagai Esensi Hidup: Suatu Analisis Eksistensial Terkait Mode Keterpisahan-Levinas

11 Februari 2024   12:10 Diperbarui: 11 Februari 2024   12:12 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The human being thrives on his needs; he is happy for his needs. (Totality and Infinity, hal. 114)

Menurut Levinas, "apa yang kita hidupi tidak memperbudak tetapi kita menikmatinya". (Totality and Infinity, hal. 114)  Manusia berkembang dari kebutuhannya dan dia senang dengan kebutuhannya. Hidup dari ... adalah ketergantungan yang berubah menjadi kedaulatan, menjadi kebahagiaan- dan secara mendasar bisa dikatakan egois. Kebutuhan merupakan ketergantungan yang membahagiakan, dengan memuaskannya, akan seperti kekosongan yang terisi. 

Hidup adalah menikmati hidup. Keputusasaan hidup masuk akal hanya karena pada awalnya hidup adalah kebahagiaan. Kebahagiaan tidak terbentuk dari tidak adanya kebutuhan tetapi dari kepuasan semua kebutuhan. Kebahagiaan adalah pencapaian: kepuasan ada dalam jiwa yang puas dan bukan dalam jiwa yang telah menghilangkan kebutuhannya.

Living from ... is the dependency that turns into sovereignty, into happiness-essentially egoist. (Totality and Infinity, hal. 114)

Kenikmatan bukanlah keadaan psikologis, nada afektif psikologi empiris, tetapi denyut  The I. Kebahagiaan adalah pencapaian. Kenikmatan dibentuk dari ingatan akan rasa haus; yaitu nikmatnya rasa dingin. Kebahagiaan adalah syarat untuk beraktivitas, tindakan menyiratkan seseorang ada tetapi kebahagiaan menandai awal dan akhir. Hakikat eksistensi adalah kenikmatan, mengubah apa pun di luar diri menjadi yang sama. Hal ini tentu egois, bukan dalam arti negatif, tetapi memang egois dalam pelaksanaannya. Hidup adalah kebahagiaan, dan menjadi keunikan dari The I.

Semua ini mungkin apabila ada keterpisahan. Dalam hal ini, independen menjadi penting. Manusia tentu membutuhkan konten-konten untuk hidup, semua itu adalah kebutuhan. Keterpisahan sangat penting dalam kaitannya dengan jarak. Adanya jarak memungkin seseorang untuk mempersepsikan dan merumuskan kebutuhannya. Tanpa keterpisahan tidak ada subjek yang hadir untuk bahagia dengan hidup dari, dan menikmati.

Kebutuhan dan Tubuh

Need is the primary movement of the same. To be sure, need is also a dependence with regard to the other, but it is a dependence across time, a dependence that is not an instantaneous betraying of the same but a suspension or postponement of dependence, and thus the possibility to break, by labor and by economy, the very thrust of the alterity upon which need depends. (Totality and Infinity, hal. 116)

Dengan adanya kebutuhan, manusia mampu untuk menjadikan yang ada di luar dirinya untuk menjadi bagian dari dirinya. Dengan demikian, perubahan dunia dilandasi oleh kebutuhan dan dinyalakan oleh kenikmatan walaupun kebutuhan juga merupakan ketergantungan terhadap yang lain. 

Dalam kebutuhan yang penting adalah keterpisahan. Artinya ada jarak, ada keterpisahan yang memungkinkan manusia untuk menunda dan mengalami kebutuhan. 

Oleh karena itu, jarak yang menyelingi manusia dan dunia tempat ia bergantung merupakan esensi kebutuhan. Manusia lepas atau independen dari dunia yang juga menjadi tempat ia hidup dan hidup darinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun