Mohon tunggu...
Seni Asiati
Seni Asiati Mohon Tunggu... Guru - Untuk direnungkan

Berawal dari sebuah hobi, akhirnya menjadi kegiatan yang menghasilkan. Hasil yang paling utama adalah terus berliterasi menuangkan ide dan gagasan dalam sebuah tulisan. Selain itu dengan menulis rekam sejarah pun dimulai, ada warisan yang dapat kita banggakan pada anak cucu kita nantinya. Ayo, terus torehkan tinta untuk dikenang dan beroleh nilai ibadah yang tak putus.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Siapa Kau Rana?

31 Mei 2020   13:26 Diperbarui: 31 Mei 2020   13:30 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di danau ini turis lokal atau turis mancanegara dapat menikmati aktivitas memancing, menaiki perahu, ski air, berlayar dan kapal wisata.

Danau Kasumiga-ura tak pernah sepi pengunjung walaupun kadang angin tak bersahabat seperti bulan Januari ini. Andai kami datang pada musim panas atau di hulan Juli pemandangan dari kapal penarik putih yang berlayar telah menjadi tradisi musim panas terasa lebih indah. 

Danau Kasumiga-ura yang berkilauan di bawah sinar matahari di atas perahu, jika perahu dikemudikan orang yang ahli dalam bermanuver kita  dapat  menikmati bentangan layar dan aksi hebatnya. Biaya naik kapal layar 1500-2000 yen untuk dewasa dan 750-1000 yen untuk anak-anak. 

Rata-rata kedalaman danau sekitar 4m dan dihuni oleh ikan kepala batu, ikan mas, goby, bluegill, dan ikan bass hitam. Ada lebih dari 150 jenis burung dan tanaman air juga, dan bahkan lebih banyak jenis burung bermigrasi di sini selama musim dingin, jadi aku masih berharap dapat menyaksikan spesies unggas tersebut karena hewan itu tidak peduli kapanpun kita berkunjung. Mereka akan menyenagkan para pengunjung dengan atraksi udara dan suara mereka. 

Aku lihat di sekeliling danau banyak rumah-rumah peristirahatan di bangun. Mereka mungkin menikmati alam danau yang sangat kaya walaupun angin dingin bulan Januari serasa menusuk tulang.

"Nah, kalau cuaca cerah, kita dapat melihat gunung Fuji," tiba-tiba Rana memutus lamunanku, "dulu aku sering sekali ke sini dengan kakekku menikmati musim panas sambil melihat gunung Fuji atau Mi Fuji-en kata penduduk setempat."

"Benar, aku pernah ikut yah Ran, kemudian kita ke taman hiburan air Kasumiga-ura Fureai Land dan  kamu hilang di tengah keramaian, ingat gak sampai kakekmu menangis," kata-kata Nara membuat Rana termenung dan memalingkan muka ke jendela. Aku sendiri tak tahu apa yang mereka perbincangkan. 

"Maaf, Ran aku jadi mengingatkanmu pada kakek," tangan Nara mengusap lembut bahu Rana. Kulihat Rana menoleh dan tersenyum. Senyum yang sekali lagi berhasil merontakan naluri lelakiku,

Akhirnya mobil mini car itu pun menepi di pinggir danau. Ada rumah klasik di pinggir danau dengan huruf kanji yang aku tidak paham. 

Ada beberapa mobil terparkir. Kami memasuki pelataran rumah tersebut yang ternyata sebuah restoran dengan ornament Jepang yang semua didominasi kayu berwarna coklat. 

Memasuki pintunya kami sudah disambut lonceng berwarna kuning dengan pita merah. Ada kursi dan meja yang ditempatkan di teras. Rasanya nyaman duduk sambil minum teh hangat sambil memandang danau yang luasnya tak terjangkau mata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun