Mohon tunggu...
Sendru
Sendru Mohon Tunggu... Pramugari - Calon Sarjana

Jalani hidup dengan bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ditinggal Nikah

9 Desember 2020   10:00 Diperbarui: 9 Desember 2020   10:10 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sakinah anak Pak Tata Krama. Dia yang kedua atau yang tertua. Ada dua saudara perempuan, semuanya laki-laki.  Sakina adalah Asli Dusun Mulyatani karena ibu dan ayahnya serta Mulyatani asli Dusun.

Di Dusun Mulyatani, keluarga Sakinah tidak termasuk orang kaya.  Keluarga seperti tetangga biasa.  Orang tuanya mungkin saja bekerja sebagai buruh.  Ayahnya memiliki usaha mebel kecil yang dia harapkan kelak akan berkembang menjadi pabrik mebel besar dan bisa menjadi tempat rejeki bagi tetangganya.

Sedangkan ibu Sakinah hanyalah seorang buruh garmen di sebuah pabrik kayu di anak tangga desa, yaitu di Dhusun Sukarena.  Ibunya bekerja membantu Pak Krama memenuhi kebutuhan keluarga.

Rumah Tuan Krama juga dianggap rumah yang sangat bagus.  Rumah tersebut dibangun 10 tahun yang lalu dan hingga saat ini belum pernah diperbaiki.  Dinding bata pasangan itu belum dipoles.  Jobine juga menempelkan thok semen, belum menggunakan keramik.

Tuan Tata Krama Dan mereka hebat.  Anak sulung Sakinah belajar di kampusnya sendiri tergolong bagus karena letaknya yang cukup jauh dari dusun Mulyatani.  Adik Sakinah adalah perguruan tinggi nomor satu di kampus seni yang tidak jauh dari kampus Sakinah.

Kakak kedua Sakinah sekarang duduk di kelas V V.  Umurnya sangat dekat dengan Sakinah dan adik perempuan nomor satu nya.  Keadaan ekonomi keluarga Tuan Krama sebenarnya hanya masalah waktu.  Sakinah dan adiknya belajar dengan beasiswa karena yang tidak mau dilakukan adalah mengawasi orang tua.

Seiring berjalannya waktu, bisnis furnitur Tuan Krama berkembang pesat.  Banyak sekali pesanan furnitur dari mana-mana.  Situasi inilah yang membuat perekonomian keluarga Tuan Krama menjadi lebih baik.  Sedikit demi sedikit Tuan Krama bisa meminjam uang untuk memperbaiki rumahnya.  Suatu malam di rumah Pak Krama sedang duduk bersama Ibu Lastri, istrinya.

"Bu alhamdulillah mebele ini sendiri semakin membaik, banyak yang senang dengan hasil karya saya.  Nah, kalau terus kita lakukan maka kita bisa bantu untuk memperbaiki rumahnya, "kata Pak Krama.

"Wah, ya, Pak.  Benar.  Apalagi sekarang Sakinah dan adiknya sudah besar.  Sakinah juga masih perawan.  Secara singkat Anda akan ditembung meyakinkan Anda?  Apakah rumah kita akan menjadi seperti ini.  Saya malu, "kata Bu Lastri.

"Ya Bu.  Saya juga berpikir untuk mencapainya.  Arepa Sakinah diceritakan bahwa jika nanti lulus kuliah, setelah mendapat pekerjaan, akan lebih baik jika rumahnya sendiri diperbaiki.  Saya enggan bila saya menjadi pria hebat karena keluarganya yang baru saja pas-pasan, "kata Pak Manners.

"Benar, Tuan.  Sekarang furnitur kami laris manis.  Peruntungan juga berjalan mulus.  Udah ayo berangkat pak segera kumpulkan uang untuk memperbaiki rumah jelek ini, "kata Bu Lastri.

Sudah beberapa bulan sejak pembicaraan di beranda rumah.  Sekarang Pak Krama dan Bu Lastri bisa beli pasir, semen, dan sebagainya. Mulailah mengecat dinding rumah hingga empuk dan memasang keramik serta menata teras rumah.

Sekarang rumah Sakinah terlihat bagus dan bersih.  Empere juga gloss karena disikat dan dipetakan setiap hari.  Ada kejadian lucu setelah Pak Krama memperbaiki rumahnya.  Hari itu saat Tuan Krama sedang istirahat di senthong, tiba-tiba ada tamu.

"Maafkan saya ....!  Assalamu'alaikum .... "

Tuan Krama, yang tengah malam menonton TV, keluar untuk mendengar sapaan tersebut.

Wa'alaikumsalam.  Wow ... Mas Mono.  Kenapa mendaki gunung, Mas.  Kadingaren dolan miriki.  Silakan masuk, silakan duduk dulu ..., "Tuan Krama membagikan ajakannya.

"Ya... baiklah, Pak, terima kasih.  Saya datang ke sini karena saya diutus oleh Pak Samto, Ketua Dhusun Mulyatanim, tolong minta tanda tangan untuk keperluan lelang sawah besok, "kata Mono.

Pada dasarnya Pak Krama aktif dalam bakti sosial di desa dan juga sering membantu merepoting desa sehingga banyak yang membutuhkan Pak Krama.  Tuan Krama menandatangani surat itu.  Tuan Krama dan Mono kemudian pergi dari utara ke selatan karena mereka sudah lama tidak bertemu.

"Nah, Tuan, rumah Anda baik-baik saja sekarang.  Aduk sampai mengilap.  Apakah Anda akan punya pekerjaan, Pak? "  ujare Mono.

"Nah, apa yang kamu lakukan, Mas?  Anak saya masih Denpasar.  Belum ada calon, belum ada yang bertanya ... hehehehe ..., "kata Pak Krama.

"Hahaha... Saya kira bapak akan ada pekerjaan Pak, karena biasanya orang yang akan mendapat pekerjaan memperbaiki rumahnya agar tampil bagus di acara perkawinan anak-anaknya," kata Mono.

Tuan Krama dan Mono bersenang-senang dengan bercanda dan bercanda, mendiskusikan apa saja, berbicara dari utara ke selatan.  Mono mengira Pak Krama akan mengadakan resepsi untuk menantu Sakinah karena rumah Pak Krama sudah direnovasi dan terlihat bagus.

Nyatanya bukan hanya Mono yang mengira Pak Krama akan menjadi menantunya.  Tetangga pun mengira Sakinah telah ditembung orang dan sebentar lagi akan menikah.  Sampai seseorang meminta untuk pergi ke suatu tempat untuk menempatkannya.

Tetangga Pak Krama itu lucu banget.  Bisa-bisa masalah standar pernikahan Sakinah tersebar di Dusun Mulyatani, sedangkan rumah Pak Sopan tidak diperbaiki karena anaknya akan mertua.  Sampai ada yang bertanya kapan tanggalnya.

Pak Krama, Bu Lastri, dan Sakinah hanya bisa tertawa mendengar cerita itu.  Segala sesuatunya dianggap sebagai sholat yang baik, siapa tahu kapan waktu berikutnya adalah Sakinah belajar langsung dihampiri oleh lelaki itu serius banget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun