Mohon tunggu...
Sendi Suwantoro
Sendi Suwantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Jangan pernah meremehkan orang walaupun bersalah jangan memandang diri sendiri ketika punya kelebihan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Benang Kasih Ibu, Menjahit Luka Hati

8 Januari 2024   09:36 Diperbarui: 8 Januari 2024   09:56 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan lima tahun kemudian, tepat di hari ulang tahun Ibu, aku berdiri di depan rumah mungil dengan jendela menghadap sawah hijau. Bukan rumah mewah, tapi rumah nyata, rumah yang dibangun oleh benang-benang kasih Ibu dan kegigihan diriku sendiri.

Di ruang tamu, kulihat Ibu duduk tersenyum, tangannya menggenggam piring berisi rendang kesukaanku. Aroma yang sama, senyum yang sama, kasih sayang yang sama.

Aku berlutut di depannya, air mata berlinang. "Terima kasih, Bu. Mimpi rumah kecil kita mungkin belum mewah, tapi rumah nyata ini, dia lebih besar dari semua mimpi, Bu. Karena dia dibangun dari benang kasih Ibu yang tak pernah putus."

Ibu mengusap air mataku, lalu menarikku ke dalam pelukannya. "Kita memang belum punya istana, Kayla. Tapi kita kaya, Nak. Kaya cinta, kaya kasih sayang, kaya benang-benang yang tak terkoyak badai manapun."

Dan saat itu, di pelukan Ibu, aku mengerti. Rumah kecil di sawah tak perlu lagi dikejar. Karena bersama Ibu, kasih sayang kami, dan benang-benang tak terlihat ini, kami sudah lebih dari cukup dan akan terus bersama sampai akhir.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun