Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Pendidikan Bermutu dari Sinergi Orang Tua, Guru dan Pemerintah

13 September 2025   19:25 Diperbarui: 13 September 2025   19:25 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anang Ma'ruf berikan pemaparan dengan gaya bertutur dan slide menarik (dok.pribadi)

Program PINTAR digital / TV digital dengan pemanfaatan media bergerak (TV digital dan platform digital lainnya) untuk membantu fokus belajar siswa melalui konten visual yang tepat.

  • Program MBG adalah  program yang menjadi solusi bagi siswa yang tidak sarapan (MBG disebut sebagai intervensi agar anak punya asupan sehingga bisa belajar lebih baik).

  • Jeda Ceria setelah makan & Program Bermasyarakat yang jadi intervensi non-akademik untuk kesejahteraan dan pembiasaan sosial: jeda singkat yang menyegarkan setelah makan, serta kegiatan bermasyarakat ketika pulang sekolah agar anak berinteraksi dan belajar dari lingkungan.

  • Program "Tidur Cepat" jadi kebiasaan tidur yang sehat agar esoknya siswa siap belajar.

  • Dalam penyampaiannya Anang Ma'ruf menekankan satu pesan kunci, yakni keberhasilan pendidikan bukan hanya soal angka akademik. Ia mengutip temuan riset populer bahwa "sukses itu 20% dari akademik, 80% dari softskill"   untuk menegaskan pentingnya intervensi yang menguatkan keterampilan non-akademik. Hal ini sejalan dengan temuan dan survei internasional yang menunjukkan makin krusialnya soft skills (komunikasi, kolaborasi, dan sebagainya) dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Misalnya, penelitian dan laporan institusi profesional menyebut bahwa pergeseran kebutuhan kompetensi menempatkan soft skills sebagai faktor penentu keberhasilan karier. 

    Kerangka Sistem Penilaian Pendidikan (dok.pri)
    Kerangka Sistem Penilaian Pendidikan (dok.pri)

    Sistem Penilaian & TKA
    Dr. Rahmawati (Kepala Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikdasmen) memaparkan tata kelola penilaian pendidikan dari proses belajar (learning process) yang harus terpantau, sampai runtutan teknis SKL (Standar Kompetensi Lulusan), penilaian internal dan eksternal agar hasil lebih objektif. Ia menjelaskan konsep TKA (Tes Kemampuan Akademik) sebagai instrumen terstandar untuk mengukur kemampuan akademik peserta didik  bagian dari upaya menjadikan penilaian lebih valid dan adil. Intinya penilaian bukan tujuan akhir, tapi sarana untuk melihat celah pembelajaran dan merancang intervensi yang tepat.

    Gelar Wicara: Suara Guru, Pelajar, dan Orangtua
    Selanjutnya sebagai acara puncak ada Sesi diskusi yang dipandu oleh Heru Margianto (COO Kompasiana) dengan narasumber:

    • Fitriana, Guru SDN Sukapura 01 (menyampaikan pengalaman praktik pembelajaran di kelas)

    • Dr. Rahmawati,  Kepala Pusat Asesmen Pendidikan (memperkuat poin penilaian & TKA)

    • Alexa, Duta SMA Nasional (suara pelajar; berbagi pengalaman dan aspirasi generasi muda)

    • HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
      Lihat Pendidikan Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun