Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Berlutut di Kaki CEO

16 Oktober 2023   13:04 Diperbarui: 16 Oktober 2023   13:06 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Berlutut di Kaki CEO

Menggapai Harapan-53

@Cerpen

Sita ingin membahagiakan orang tuanya dengan Ijazah S. 1 yang akan dimilikinya. Mimpinya menggapai harapan dan cita-citanya akan terwujud. Niali IPK selalu lebih unggul dari teman-temannya.
Namun, demikian dia tetap bersikap biasa-biasa saja. Teman-teman menyukai sikapnya yang ramah dan baik hati.

Kicauan burung terdengar merdu bersahut-sahutan di dahan pohon rindang turut menyambut pagi yang indah dengan sinar fajar yang merekah.

Ridwan sudah selesai membersihkan tubuhnya walau jalannya masih tertatih-tatih. Ia berusaha berjalan sendiri.


Dokter sudah menyatakan pulang hari itu juga. Semangatnya bekerjaBerlutut di Kaki CEO membuat Ridwan ingin lekas pulang dari Rumah Sakit.

Sedang asyik menikmati sarapan paginya, tetiba terdengar ketukan pintu.

"Silakan masuk," ucapnya sembari mengunyah makanan yang sudah masuk ke mulutnya.

"Wah, sudah segar kelihatannya sudah bisa pulang hari ini?" serunya sambil melangkah masuk.

"Eh, Pak CEO rupanya, maaf Pak kirain siapa!" sarapan dulu Pak," balas Ridwan sambil menundukkan kepala sebagai rasa hormat kepada Pimpinan Perusahaannya.

Ridwan tidak enak hati merasa merepotkan Pimpinanannya.

Dia tidak menduga CEOnya sangat perhatian kepadanya. Ridwan hanya seorang bawahan yang bekerja sebagai Cleaning Servis di kantornya.

Tanggung jawab Pimpinannya sangat besar kepada bawahannya yang rajin dan disiplin.

"Usai makan ayo, bersiap-siap pulang, saya masih ada rapat di kantor," titah CEO.

CEO ternyata tidak sendirian dia membawa seorang bawahannya untuk membantu Ridwan. CEO sudah lebih dahulu menyelesaikan administrasi di bagian kasir. Ridwan yang sedari tadi merasa gelisah.

"Aduh bagai mana ya pembayaran biaya rumah sakit, aku tidak punya uang? tanyanya di hati.

"Sudah, ayo kita berangkat. Rendra tolong bawain tas Ridwan," titahnya.

Ridwan yang masih di tempat tidur membuat CEO heran dan bertanya-tanya.

"Ridwan ayo kita pulang jangan kuatir akan biaya rumah sakitmu, semua sudah dibayar."

Perlahan Ridwan turun dari tempat tidurnya, tetiba Ridwan berlutut di hadapan CEO.
"Terima kasih Pak atas pertolongannya, saya tidak dapat membalas kebaikan bapak kepadaku hik, hik, hik," serunya sambil meneteskan air mata.

Dengan tertatih-tatih ia melangkah keluar kamar perawatannya sambil menenteng tasnya.  Rendra memegang lengan Ridwan  memapahnya perlahan. Dari lift mereka keluar, lalu sebentar sudah sampai di lantai dasar. CEO melangkah menuju parkiran mobil. Ridwan dan Rendra menunggu di lobi rumah sakit.

CEO memutar mobilnya ke lobi menjemput Ridwan dan Rendra.

"Ayo, masuk," titahnya kepada Ridwan dan Rendra.

Rendra memapah Ridwan masuk ke dalam mobil.

Bersambung....
Jakarta, 16 Oktober 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun