Baru saja rebahan sudah terdengar suara dengkuran pak Hery.Tetiba mereka tertawa mendengar dengkurannya. Sembari cerita dengan adik iparnya Bu Lia sudah beberapa kali menguap. Netranya tak bisa dikuasai lagi.
"Kak, tidurlah besok masih melanjutkan perjalanan," kata adik ipar mengingatkan.
"Benar, dik terima kasih."
Bu Lia menghampiri anak-anaknya agar istirahat. Mereka pun tidur di kamar Jotan. Saat masuk ke kamar Jotan, tetiba Osal teriak histeris.
"Mamaaa, hu hu hu," tangisnya sambil memeluk erat mamanya.
"Ada apa Nak, mana yang sakit," tanya Bu Lia heran.
Osal terus menangis dia tidak berani melepas pelukannya. Dia tetap menangis. Semua kebingungan dan panik dengan tangis hiteris Mosal. Jotan dan Lory juga tidak tahu penyebabnya.
"Osal sayang, jangan menangis lagi ya Nak tidur sama mama saja ya!" ucap Bu Lia sembari mengelus rambut anaknya.
Tangan Osal menunjuk ke tembok kamar sambil wajahnya menempel di badan mamanya. Dia tidak berani melihatnya.
"Ada apa Nak di tembokitu?" tanya Bu Lua heran.
Mereka tidak melihat seduatu di tembok kamar yang ditunjuk. Kebingungan melanda mereka semua.