"Kalutnya pikiran yang datang tanpa diundang dan pulang tak diantar."
Â
  Overthingking, bagi kaum muda tentu tak asing lagi dengan istilah ini. Overthinking juga biasa disebut "banyak pikiran atau terlalu khawatir". Secara lebih jelasnya, overthingking adalah menggunakan terlalu banyak waktu untuk memikirkan sesuatu dengan cara yang merugikan. Di dalam overthingking terdapat ruminasi.
  Ruminasi merupakan perilaku berpikir yang dilakukan secara berulang, umumnya merupakan pikiran negatif, tanpa ada penyelesaian. Perilaku ini seringkali terjadi tanpa disadari oleh diri dan jika dibiarkan terus dapat menghambat diri dalam menjalani kehidupan saat ini.
Apa tanda-tanda overthinking?
Ada beberapa gejala general yang dialami overthinker, tetapi ada baiknya konsultasikan kepada ahli untuk menghindari self-diagnosed.
Selalu Merasa Lelah
Berpikir secara berlebihan dapat menimbulkan stres. Saat stres, tubuh menghasilkan hormon penghasil stres secara konstan yang akan membuat tubuh menjadi lelah.
Tidak Percaya dengan Diri Sendiri
Merasa penilaian orang akan sesuatu yang ada pada diri itu hal yang sangat penting sehingga selalu meminta penilaian orang lain.
Khawatir akan Masa Depan
Bukannya mengapresiasi akan apa yang sudah dicapai, justru khawatir akan masa yang akan datang dan belum tentu terjadi.
  Dampak overthingking dan ruminasi secara berkelanjutan yakni merasa "menghadapi" masalah tapi sebenarnya "tidak solutif". Hal ini menimbulkan masalah lain bermunculan. Tak hanya itu, Kesehatan fisik kita juga menjadi terganggu loh! Terlebih kita jadi kurang bisa menikmati dan fokus pada masa kini.
  Penyebab terjadinya overthingking dan ruminasi ini adalah kejadian di masa lalu yang kita sesali, terasa "belum usai" dan ditakutkan bisa terjadi kembali atau kejadian masa depan yang kita khawatirkan (umumnya prediksi yang buruk).
Fun Fact
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
