"mas cuma satu hari dalam seminggu nanti  hubungi mbak Wida kalau sudah sampai" jawabnya penuh profesional.
Hatinya penuh pertimbangam ini permintaan istrinya yang juga dulu adik kelasnya waktu kuliah di Yogya dan dialah yang pernah buat hatinya jatuh berkeping-keping.
Pilihan hatinya yang terakhir dari petualangan cinta yang selalu kandas.
Seperti keputusannya untuk pulang ke rumah tabon peninggalan kedua orang tuanya sebab satu-satunya keturunan yang tidak pernah pulang hampir sepuluh tahun bekerja, Â belajar, Â kuliah dan jadi aktivis kala itu.
"aku harus bersikap apa bila ketemu mbak Wida ? " tanyaku lagi kepada istriku.
" ya terserah mas nanti tahu sendiri "jawabnya singkat.
Sayup-sayup demo itu masih terasa di benak dan hatinya pagi ini semua berkumpul di lihatnya layar tv  biasa setiap awal mei keriuhan itu tiba dalam jalan sunyi yang coba diraihnya saat ini .
***
#selamathariburuh
#1mei2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI