Berdamai dengan masa laluÂ
April bulan Kartini sungguh membuatku bertanya ada apakah di bulan yang begitu biasa saja sama dengan bulan-bulan yang lalu.
Waktu seakan berkata cukup upacara perayaan di sudut-sudut  sekolah dan kantor pemerintah sama dengan tahun kemarin.
Tya berharap bisa melihat perayaan itu beda dengan Kustini yang merayakan bersama teman kampusnya di Jogja sungguh meriah sebab ada seminar dan bedah buku juga.
Karmiyati beda sungguh kemeriahan di desa coba dirasakannya sejak melihat kembali adiknya juga anak-anak TK serta sekolah dasar berdandan ceria menyambut hari Kartini tahun ini.
Desa menyelenggarakan resepsi dan perayaan juga lomba-lomba peragaan busana ibu-ibu, pemuda dan remaja juga anak-anak. Juga ada lomba memasak bagi bapak-bapak juga pameran hari itu.
Karmiyati jadi tukang foto dadakan di acara ini sungguh membuatnya senang setelah hampir enam tahun di kota Jogja.
"pergeseran persepsi mereka rayakan di medsos dalam rindu kelompok grup mereka" tulis Tya sedih.
Ruang sunyi kembali dibuka sebab riuh medsos hanya sebatas dunia maya yang imbasnya nampak di dunia nyata sekarang menuju hampa hanya sebatas status.
Ini yang dikhawatirkan Kartini sekarang jadi kenyataan surat-surat kepada sahabatnya bukti bahwa komunikasi itu perlu namun sekarang jadi kita yang terlipat dalam waktu ini.