Purnama Padam di Malam Ramadhan
Ingatlah kawan Lebaran tinggal menghitung hari ini beberapa orang sudah bersiap untuk menyiapkan semua yang ada.
Apakah harus kita meninggalkan masjid di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan ini dan meramaikan mall san toko demi gengsi baju baru lebaran.
Liburan akhir ramadhan ini menyenangkan sebab bisa ngaji dimasjid dan bermain dengan teman sebaya di desanya.
Pengharapan anak-anak desa hanya simpel bajun dan sarung serta peci baru untuk merayakan idul fitri kelak.
Yana seorang anak kecil mengharapkan ini semua dari memelihara kambing dirumahnya.
"pak jadi dijual si belang?" tanya Yana kepada bapaknya.
"jadi ngo bakdo to le" sahut bapaknya.
"beli baju baru" teriaknya senang sekali.
Hatinya gembira inilah hari yang diharapkan baju koko baru serta sarung dan peci baru seperti anak-anak yang lain.
Kambing itu adalah inves yang berharga buat Yana dan keluarga. Enam ekor kambing.
Gemuk-gemuk dan sehat-sehat sebab rumput yang diberikan selalu segar.
Enam ekor kambing ini dulu induknya dari pak Lurah dan berkembang biak menjadi enam ekor.
Liburan ini dimanfaatkan Yana untuk mencari rumput dengan bapaknya di sawah dan perkebunan dekat desanya.
Angan-angan Yana menjadi terbalik 100 derajat dan hanya sedih yang didapatnya.Â
Sejumlah kambing di curi orang tak di kenal pagi menjelang subuh.
Yana sedih pupus sudah impian untuk mendapat baju dan sarung baru.
"sesudah tarawih saya lihat dikandang bersama thole masih ini" kata bapak Yana tidak percaya enam kambing itu hilang dalam waktu semalam.
"pencuri menggunakan mobil dan ternyata sudah hafal daerah sini " kata pak dukuh kepadaku.
"mereka beroperasi menjelang sahur tadi pagi tercatat sebelas ekor kambing di embat maling ini" informasi dari polisi desa yang ternyata bersamaan dengan lenyapnya kambing Yana tetangga desa juga kemalingan lima ekor kambing.
Nampak Yana murung dan sedih sebab belang yang sudah besar dan mau di jual untuk lebaran nanti juga ikut di gondol maling ini.
"yan ora usah susah sesuk tuku wedus meneh" bujuk pak dukuh kepada Yana
"nggih pak" jawab Yana sambil menyeka air matanya.
Aku tidak tega melihat Yana menangis sedih pagi ini betapa mengapa mereka menyasar peliharaan orang kecil dan tidak tahu perasaan betapa tumpuan harapan itu adanya.
Apakah mereka tidak tahu kambing itu harapan yang besar bagi warga desa.
Sang pencuri tidak tahu ada harapan yang sirna di kala lebaran kelak mereka tidak mempunyai hati juga tidak tidak takut dosa di bulan ramadhan ini.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI