Mohon tunggu...
Ibnu Satrio
Ibnu Satrio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama dan NIM: Ibnu Satrio (46120010048). Jurusan: Psikologi. Kampus: Universitas Mercu Buana. Dosen pengampu mata kuliah: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kepemimpinan Catur Murti RM Sosrokartono pada Upaya Pencegahan Korupsi di Indonesia

11 November 2023   21:41 Diperbarui: 12 November 2023   01:26 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tanpa pengetahuan, kalian kelak tidak akan merasakan kebahagiaan dan dinasti kita akan makin mundur.”

 

Pada tahun 1898, ia melanjutkan studinya di Belanda. Ia bersekolah di sekolah teknik sipil bernama Polytechnische School, di kota Delft, Belanda. Dengan harapan suatu saat jika lulus dapat membantu meningkatkan pemanfaatan air untuk meningkatkan pertanian di Kabupaten Demak. Kota Demak merupakan salah satu penghasil beras terbesar di Pulau Jawa. Tetapi seiring berjalannya waktu Sosrokartono merasa ilmu yang ditekuni selama 2 tahun ini tidak cocok dengan dirinya yang kemudian menekuni bahasa dan sastra di Faculteit Letteren en Wijsbegeerte (Fakultas Bahasa-Bahasa Ketimuran) di Universitas Leiden, Belanda. Sosrokartono merupakan mahasiswa Indonesia pertama yang melanjutkan studi di Belanda. Pada tahun 1901, ia memperoleh gelar Doctorandus in de Oosterche Talen (Doktor  Bahasa). Ia fasih dalam 44 bahasa, termasuk 9 bahasa  Timur, 17 bahasa  Barat, dan 18 bahasa daerah.  Setelah lulus dari Universitas Leiden, Sosrokartono melanjutkan karirnya di Eropa, menjadi reporter New York Herald. Langkah awal inilah yang membuat Sosrokartono  dikenal dunia internasional di kalangan jurnalis, ahli bahasa, dan penerjemah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada masa Perang Dunia I. Namun dengan suksesnya karir Sosrokartono di Eropa ia memutuskan balik ke Indonesia pada tahun 1925. Namun kehidupan Sosrokartono di negaranya bertolak belakang dengan kehidupannya di Eropa. Banyak petinggi pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang membenci dan tidak mempercayainya, karena  Belanda tahu bahwa Sosrokartono bukan sembarang orang.  Sosrokartono berkali-kali ditawari pekerjaan di pemerintahan, namun ia selalu menolak ajakan tersebut. Sebab Sosrokartono ingin bekerja demi kesejahteraan rakyatnya tanpa harus memohon belas kasihan kepada pemerintah kolonial Belanda. 

 

Ilmu Catur Murti Oleh Raden Mas Panji Sosrokartono

Istilah Ilmu Catur Murti berasal dari dari bahasa sansekerta yang terdiri dari catur dan murti. Laku Catur Murti merupakan bagian dari ilmu tasawuf versi Jawa. Catur memiliki makna empat dan Murti adalah jelmaan, jadi ilmu Catur Murit bisa diartikan secara harfiah sebagai empat hal yang dijelamakan menjadi satu. Ilmu Catur Murti adalah gabungan dari empat nilai yaitu pikiran, perkataan, perbuatan, dan perasaan. Hal yang mendasari ilmu Catur Murti adalah sebuah kebenaran, sehingga terjadi kombinasi dari keempat nilai tersebut yang berasal dari pikiran yang benar, perasaan yang benar, perkataan yang benar, dan perbuatan yang benar. Apabila keempat nilai tersebut tidak terlaksanakan secara baik maka manusia tidak bisa mendekatkan dirinya kepada sang pencipta. 

Dalam ilmu Catur Murti ada sebuah perumpamaan yaitu “temen, temen-temen dan temen-temen-temenan”. Perumpamaan ini diartikan sebagai pikiran, perasaan,  perkataan, dan perbuatan itu harus dilaksanakan secara sungguh - sungguh dan benar. Raden Mas Panji Sosrokartono menilai bahwa untuk menerapkan nilai ilmu Catur Murti di kehidupan sehari - hari maka diperlukannya pengorbanan diri yang luar biasa dengan menghilangkan kepentingan pribadi dan menempatkan sang pencipta paling utama. Dalam penerapan nilai Ilmu Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono diawali dengan memusatkan pikiran yang menjadi sangat penting untuk menjaga sebuah perasaan, perkataan, dan perbuatan dalam menjalani kehidupannya agar tetap di jalan yang benar. Raden Mas Panji Sosrokartono mementingkan pada seseorang untuk menjaga pikirannya dari kebencian karena pikiran yang di isi atau dikuasai oleh kebencian akan melahirkan perasaan, perkataan, dan perbuatan yang didasari oleh rasa kebencian. Sedangkan berpikir secara benar memiliki nilai “cinta kasih kepada sesama”. cinta kasih kepada sesama berisikan nilai kasihan, simpati kepada semua orang. Dalam menjalani berpikir ini menurut Raden Mas Panji Sosrokartono agar memiliki cara hidup bertarak brata yang sangat luar biasa, yaitu dengan meninggalkan kepentingan pribadinya yang bersifat duniawi yang berpusat kepada sang pencipta. Raden Mas Panji Sosrokartono senantiasa memusatkan jiwa raganya untuk leladi maring sesami yang berarti selalu menolong untuk keselamatan, kebahagiaan, dan kesehatan orang lain hingga bangsanya. 

 

“Katakan yang sebenarnya” dalam kalimat lain dapat diartikan sebagai “jangan berbohong”.

Kalau kita mau melihat kembali diri kita sendiri, hal ini bisa sebagai bahan refeleksi kepada diri sendiri dengan “sudah berapa kali kita berbohong dalam sehari?”. Hal ini sangat relevan dalam dunia pekerjaan seperti profesi kita berhubungan dengan bisnis, jual beli, dan lain sebagainya. Kita harus menyadari bahwa kehidupan sehari-hari penuh dengan tipu daya. Banyak orang melakukan kesalahan bagaikan  rantai setan yang diselimuti kebaikan dan kebijaksanaan. Ada kebenaran  yang bisa diungkapkan dengan jelas, langsung terlihat dengan mata telanjang. Namun masih banyak lagi yang tidak bisa diungkapkan secara langsung dalam kehidupan ini. Kebenaran adalah sesuatu yang diterapkan secara deskriptif pada dunia nyata.  Segala sesuatu yang berlaku secara deskriptif pada dunia nyata. Segala sesuatu yang bekerja atau berfungsi secara alami, tanpa memerlukan teknik atau trik manusia. 

Kebencian tidak boleh dibiarkan menyebar dalam pikiran kita. Kebencian yang ada dalam pikiran kita harus kita taklukkan, lalu kurangi atau minimalkan agar pikiran buruk tersebut bisa kita hilangkan. Kalau sudah begini, jangan ingat-ingat orang yang membuatmu membenci dirimu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun