Mohon tunggu...
Juson Simbolon
Juson Simbolon Mohon Tunggu... Pekerja | Penikmat Medsos

_Kata adalah senjata, foto adalah nada_ Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikkan dan kejahatan) - QS. Al-Balad Ayat 10 Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan - Amsal 18 ayat 12 Astungkara!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kang Dedi Mulyadi dan Antroposentrisme

15 Juli 2025   16:42 Diperbarui: 15 Juli 2025   19:46 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kandis Pertanian dan Pangan Purwakarta Menerima Bibit Pohon Untuk  Gerakan Penanaman Pohon dari Yayasan Badega Garuda Sakti

Tiga dekade terakhir, isu etika lingkungan menjadi perhatian utama di kalangan akademisi dan aktivis. Fokus utamanya pada aspek relasi moral antara manusia dan lingkungan hidup, serta pentingnya nilai-nilai etis dalam mengelola dan menjaga keseimbangan alam demi kelangsungan hidup seluruh makhluk, bukan hanya manusia.

Salah satu sudut pandang dalam etika lingkungan yang sering diperdebatkan adalah antroposentrisme. Pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat dari segala nilai. Lingkungan hanya dipandang sejauh memberikan manfaat bagi kebutuhan manusia, terutama dari segi ekonomi. Pandangan ini cenderung mereduksi nilai lingkungan menjadi komoditas yang harus dieksploitasi, tanpa memperhatikan keseimbangan dan keberlanjutan ekosistem.

Dominasi pandangan antroposentris inilah yang secara nyata telah mendorong kerusakan lingkungan akibat aktivitas industri ekstraktif yang tak terkendali. Implikasinya tidak hanya bencana alam dan degradasi ekologis, tetapi juga kerugian moral dan material yang meluas pada tatanan sosial-ekologis.

Dalam konteks pandangan dan penolakan antroposentris, Kang Dedi Mulyadi (KDM) menampilkan sikap konsisten dan tegas terhadap isu lingkungan. Ia dikenal vokal menentang perubahan tata ruang tanpa pertimbangan etika lingkungan, alih fungsi lahan, serta kegiatan pertambangan yang berpotensi mempercepat kerusakan lingkungan di Jawa Barat. 

Kepedulian KDM tidak hanya lewat pendekatan struktural, namun juga menyentuh akar budaya melalui pendekatan gerakan kultural yang melekat dalam berbagai pidatonya di ruang publik. Melalui narasi-narasi pencerahan, KDM menawarkan alternatif sebagai antitesa terhadap antroposentrisme dengan mendasarkan argumen pada pendekatan filosofis dan nilai-nilai historis budaya Sunda. Dalam pandangan tersebut, alam diposisikan sebagai entitas yang memiliki nilai intrinsik, yang layak dihormati dan dilestarikan, bukan sekadar dimanfaatkan.

Ketua Dewan Pengawas Badega Garuda Sakti Juson Simbolon Menanam Pohon dalam Deklrasi Yayasan
Ketua Dewan Pengawas Badega Garuda Sakti Juson Simbolon Menanam Pohon dalam Deklrasi Yayasan
Nilai-nilai ini tidak berada dalam ruang hampa atau imajinasi utopis, tetapi meresap dalam jiwa para aktivis gerakan sosial dan pengikut KDM yang tumbuh di sekitarnya. Pengikut dan simpatisannya turut menginternalisasi pandangan ini dalam berbagai kegiatan kolektif, mendorong partisipasi publik untuk bersama-sama menjaga lingkungan sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan di Jawa Barat.

Sebagai informasi. Jelang debat publik ketiga calon Gubernur Jawa Barat, isu lingkungan sebenarnya sudah menjadi sorotan utama banyak kalangan, khususnya para aktivis. Harapan besar agar calon terpilih berani memberikan ruang strategis bagi kebijakan lingkungan yang berkeadilan. Salah satu bentuk dorongan atas isu tersebut dilakukan oleh Paguyuban Sunda Muda (PSM)--organisasi kaum muda Sunda pendukung KDM--saat itu PSM menginisiasi diskusi publik bertajuk "Siapa Bernyali Moratorium Tambang Jawa Barat?" 

Diskusi ini bertujuan mengarahkan debat publik tidak hanya berkutat pada retorika, namun menyentuh rencana teknokratis konkret dalam merancang kebijakan lingkungan di Jawa Barat.

Bersama Muspida Kab. Purwakarta Berkomitmen Dalam Kolaborasi Gerakan Penyelamatan Lingkungan Jawa Barat
Bersama Muspida Kab. Purwakarta Berkomitmen Dalam Kolaborasi Gerakan Penyelamatan Lingkungan Jawa Barat
Setelah KDM resmi menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, semangat perlawanan terhadap antroposentrisme terus menginspirasi dan mengalir dalam gerakan para aktivis pendukung KDM. Nilai-nilai etika lingkungan tersebut dihidupkan melalui berbagai organisasi, salah satunya adalah Badega Garuda Sakti.

Langkah konkret diwujudkan dalam bentuk kolaborasi antara TNI, POLRI, Pemerintah Daerah, dan Kejaksaan, dalam pelaksanaan deklarasi Yayasan Badega Garuda Sakti yang digelar di alam terbuka, Purwakarta, pada 14 Juli 2025. 

Acara tersebut ditandai dengan penanaman 300 pohon dari total 2.000 pohon yang telah disiapkan. Kegiatan ini menjadi simbol sekaligus starting point ajakan kesadaran kolektif untuk bergerak bersama memperbaiki kondisi lingkungan di Jawa Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun