Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjaja Danau Toba, Sebagai Model Waterfront City Masa Depan

22 September 2021   22:38 Diperbarui: 22 September 2021   22:42 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Toba I https://www.indonesia.travel/

Di Indonesia sendiri, banyak sekali kota yang berada persis di tepi air, dan berlomba-lomba menjaja  konsep waterfront city. Berhasilkah?

Namun aplikasi waterfront city di banyak daerah, tak jarang memunculkan ragam permasalahan? Pencemaran, kesemerawutan lingkungan, dan masalah sampah. Dan jika diurai lagi,  masalah kekumuhan lingkungannya akan berpotensi menjalar pada tingginya angka kriminalitas. Belum lagi, -terpenting- hadirnya tumpang tindih kepentingan, dimana  jika daerahnya mengandung potensi sumber daya lain yang bernilai tinggi.

Nah menegok Danau Toba,  sebenarnya sudah pula menjalankan konsep waterfront City? Lihat saja wajah pembangunannya sudah fokus berorientasi full ke arah perairan/danau, dan memiliki fungsi utama sebagai tempat rekreasi, permukiman, industri atau pelabuhan.

Ulos I https://www.indonesia.travel/
Ulos I https://www.indonesia.travel/
Jadi teringat momen 6 Agustus 2021 lalu, yang membukakan mata kita, jika Danau Toba masih jua tertatih-tatih mengaplikasikan  Waterfront City-nya? Dimana masyarakat adat Toba mendesak Presiden Jokowi, untuk menutup perusahaan eksploitasi yang beroperasi di sekitar Danau Toba, serta menuntut penyelesaian sengketa hutan adat di sana.

Musababnya, muncul kekhawatiran masyarakat adat Toba, jika hadirnya eksploitasi SDA yang berada di sekitar Danau Toba, berpotensi mendegradasi kekayaan ekologis di sekitar kawasan Danau Toba. Dimana nyata, kekayaan itu sudah menjadikannya sandaran kehidupan mereka dalam menjaja produk wisata.  Nah, sampai di sini, kekhawatiran itu masuk logika juga ya?

Artinya? Aplikasi Waterfront City Datau Toba akan berhasil menjadi penguji, mengelaborasi Demokrasi ekonomi yang disinggung di awal tulisan? Momen itu sudah menghadirkan atensi besar, untuk memantaskan predikat DSP Toba, dalam mengoreksi konsep Waterfront City yang lebih ideal-kan? 

Meski dalam benak kita juga --berhasil- mengakui, jika predikat DSP Toba, pastilah berkelindan dengan pembangunan infrastruktur yang pasti massif, yang ditopang dengan pembiayaan besar yang berasal dari hasil pengembangan sektor usaha eksploitatif SDA lainnya?

Nah, Waterfront City berkelanjutan, akan menjadi kata kunci pembangunan DSP Toba sesungguhnya, dalam upaya-nya memantik perekonomian Toba paska Pandemi? Bagaimana caranya?

Membangun Danau Toba bersama!

"Beliau --Jokowi- berjanji akan datang November-Desember untuk penanaman bersama masyarakat." Ujar Togu Simorangkir, 6 Agustus 2021 

"Penanaman bersama masyarakat" bagi saya sudah menjadi frasa kata yang mampu memberikan konsep nyata DSP Toba kedepan! Dimana tersirat 'keberlanjutan' selalu menjadi tuntutan dalam aktivitas perekonomian apa-saja, di tengah tantangan perubahan iklim bumi kini

Oleh sebab itu, nilai keberlanjutan akan menjadi nilai teristimewa dalam pemantasan predikat DSP toba, lewat komitemen 2 hal ini --menurut saya-

  • Desentralisasi restorasi kawasan oleh masyarakat sekitar danau Toba, lewat relaksasi pemberian hak adat, yang berkonteks pelestarian kawasan Toba. Hal itu menjadikan dorongan kuat penerbitan SK pencadangan hutan adat sekitar danau toba, yang jua meliputi lahan Perusahaan sekitar danau toba.
  • Hadirnya, konsistensi atas kolaborasi Perusahaan di sekitar DSP Toba, untuk bersama merawat pengembangan DSP Toba! Dengan sungguh-sungguh melaksanakan kewajiban Perusahaan, atas pengelolaan limbahnya dengan wajar. Sembari Perusahaan tetap beroperasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun