Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pekerjaanmu yang Akhirnya Menentukan: Pilih Ngontrak, KPR, Indekos, atau Pondok Mertua?

28 April 2024   05:49 Diperbarui: 29 April 2024   18:15 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membeli rumah. (Sumber: FREEPIK/WIRESTOCK via kompas.com)

Opsi ini sangat cocok bagi orang yang memang pekerjaannya sangat 'settle' alias tidak mungkin berpindah-pindah tempat. Jika seseorang memang tinggal memang di satu kota itu-itu saja, mungkin alasan keluarga atau memang jenis pekerjaannya tidak mengalami mutasi pindah kota, maka pilihan untuk mengambil KPR adalah pilihan yang bijaksana, karena risikonya rendah bagi seseorang yang jarang berpindah tempat kerja.

Banyak kasus terjadi, biasanya pasangan muda yang baru menikah, berani mengambil rumah dengan cara KPR, namun dalam perjalanan waktu, salah satu dari mereka harus mutasi tempat pekerjaan, sehingga yang terjadi adalah fenomena 'dua dapur', artinya yang satu harus membayar cicilan KPR, dan yang satunya lagi harus membayar kontrakan. 

Sehingga dalam hal ini opsi membeli rumah dengan KPR harus diperhitungkan, karena pasangan muda mempunyai biaya tinggi di awal pernikahan, jangan sampai cicilan KPR mengganggu keuangannya.

Indekos Aja

Saya tidak tahu pasti statistiknya, tapi banyak saudara, teman dan kerabat saya di Jakarta yang sebenarnya mempunyai pendapatan besar, tetapi memilih indekos sebuah kamar di tengah kota Jakarta, ketimbang harus mengontrak sebuah rumah. 

Karena untuk ambil apartemen pun terasa mahal, dan kurang efisien untuk wira-wiri, apalagi kalau mengontrak rumah, harus di luar Jakarta, hingga menjadikan opsi indekos adalah pilihan utama, sekalipun seandainya sudah berkeluarga dikarenakan masih terjangkau, uangnya bisa ditabung dan praktis bisa sangat dekat lokasi kerja.

Jika kondisi sudah demikian, mengambil opsi indekos menjadi tak masalah, utamanya bagi pasangan muda yang tingga di metropolitan. Tak sedikit pasangan suami istri yang tinggal petak indekos di tengah kota besar, walau mereka punya pendapatan yang lumayan. Alasan utamanya adalah biasanya mereka adalah tulang punggung keluarga, mereka berupaya berhemat agar supaya bisa mengirim uang untuk orangtua atau saudaranya di desa.


Namun pilihan indekos bukanlah tanpa risiko, masalah seperti privasi, pergaulan bebas dan sirkulasi udara adalah problem yang harus dihadapi, apalagi jika sampai membawa anak, pasti akan sangat merepotkan. 

Biasanya kebanyakan bagi pasangan yang sudah memiliki anak, sang buah hati dititipkan kepada sang kakek/nenek di tempat asal, dan tidak ikut orangtuanya yang indekos di kota besar.

Maka dari itu pilihan untuk indekos hanya cocok bagi anda yang memang fokus untuk berkerja saja untuk menabung masa depan, tetapi bagi anda yang mau hidup sambil mengembangkan diri dalam keseharian, pilihan indekos sebaiknya jangan diambil, dikarenakan menyewa sebuah kamar akan membatasi ruang gerak anda, utamanya bagi anda sudah memiliki buah hati.

Ikut Pondok Mertua Indah

Tinggal bersama mertua ? kenapa tidak ?. Saya sendiri selama menikah memang tidak pernah tinggal satu atap dengan mertua dalam jangka waktu tertentu, karena berusaha mandiri tidak bergantung dengan orangtua atau mertua dalam membangun rumah tangga atau membesarkan anak.

Tetapi kadang ada pertimbangan khusus bahwa kita pun bisa mengambil opsi tinggal seatap dengan mertua dengan kondisi-kondisi tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun