Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Faktor-faktor Seseorang Terpapar Radikalisme

18 Oktober 2019   00:57 Diperbarui: 18 Oktober 2019   01:17 1971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kezaliman terhadap umat Islam

Kezaliman terhadap umat Islam seperti konflik Israel-Palestina, penyerangan terhadap Irak, Penyerangan terhadap Afghanistan, termasuk konflik Ambon dan Poso. Seperti yang dialami oleh Sofyan Sauri, mantan napi teroris. Konflik di Palestina dan Bosnia pada era 1990an, ketika ia masih SMA, membuat ia terbuka hati untuk membantu kaum muslimin. 

Sebelum menjadi teroris ia adalah seorang polisi. Bahkan ia hidup dalam lingkungan polisi. Namun karena terpapar radikalisme, ia kemudian di keluarkan dari kepolisian. 

Ia kemudian mempelajari buku-buku tafsir tentang jihad dan menemui narapidana terorisme. Keluar dari kepolisian, ia mulai mengkafir-kafirkan orang yang tidak sepemahaman dengan dia, dan merekrut kader dari golongan pemuda-pemuda sholeh karena dianggap lebih mudah dibanding orang yang tidak pernah sholat.

Kezaliman terhadap umat Islam inilah yang melatarbelakangi aksi teror di Bali, Hotel JW Marriot, Kedutaan Besar Australia di Jakarta, dan kedutaan asing lainnya. Hal ini dikarenakan tempat-tempat tersebut dianggap simbol dari negara asing yang terlibat dalam pembantaian terhadap umat Islam di Afghanistan, Irak, maupun Palestina.

Sosial Ekonomi

Pelaku bom bunuh diri di depan Hotel JW Marriot II pada tahun 2009, Dani Dwi Permana, adalah contohnya. Menurut beberapa sumber Dani berasal dari keluarga yang tidak harmonis, bapak dan ibunya bercerai. Pada saat kejadian bom, bapaknya Dani, Zulkifli Aroni, sedang di penjara karena terlibat pencurian di Kantor Tala Kahuripan. Pada perkembangan selanjutnya, Dani bertemu dengan Syaifudin Zuhri. Hingga akhirnya ia rela melakukan aksi bom bunuh diri.

Ajakan Teman dan Keluarga

Ajakan teman, sebagaimana yang diutarakan seorang mantan teroris yang pernah dipenjara di Lapas Cipinang, 29 November 2017, anonim, ia mengaku mulai tertarik dengan jaringan terorisme sejak memiliki teman yang sebelumnya terpapar oleh keyakinan radikalisme. Pertemanan mereka sudah berlangsung sejak SMA hingga perguruan tinggi.

Ajakan keluarga, sebagai contoh Ali Ghufron, Ali Imron, Amrozi, dan Ali Fauzi sebagai kakak-adik terlibat dalam jaringan terorisme. Ali Ghufron dan Amrozi telah dieksekusi mati. Ali Fauzi telah dibebaskan. Sedang Ali Imron masih menjadi tahanan. Contoh lain adalah kasus bom bunuh diri di gereja Surabaya, Dita Oepriarto (ayah) dan Puji Kuswati (Ibu) beserta 4 anaknya, Yusuf (18 tahun), Firman (16 tahun), Fadila (12 tahun) dan Famela (9 tahun).

 Hubungan Guru-Murid

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun