Pendahuluan
Museum adalah tempat yang berfungsi untuk menyimpan, memelihara dan memamerkan koleksi benda-benda bernilai sejarah, budaya dan ilmiah. Selain itu, museum juga sebagai tempat penelitian dan edukasi bagi masyarakat. Lebih rincinya, museum mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :
- Mengumpulkan dan melestarikan. Artinya, museum adalah tempat untuk mengumpulkan berbagai jenis benda yang memiliki nilai sejarah, seni maupun ilmiah, yang kemudian melestarikannya agar dapat dipertahankan untuk generasi mendatang.
- Meneliti. Artinya, museum adalah tempat untuk melakukan penelitian terhadap benda-benda yang dimiliki dan dikoleksi dengan tujuan untuk memahami sejarah, makna maupun nilai-nilai filosofis yang ada didalamnya.
- Menafsirkan. Artinya, museum sebagai perantara atau penghubung bagi masyarakat untuk memahami makna dan nilai dari benda-benda yang dikoleksi melalui pameran, kegiatan edukasi dan publikasi.
- Memamerkan. Artinya, museum adalah tempat untuk memamerkan koleksi benda-benda yang dimiliki kepada publik, sehingga masyarakat dapat menikmati dan belajar dari warisan budaya maupun hal yang bersiat ilmiah.
Mengingat begitu penting keberadaan museum beserta koleksinya bagi masyarakat maupun bangsa dan negara, maka pemeliharaan maupun preservasi adalah sebuah keniscayaan. Salah satu usaha adalah dengan melakukan perawatan khusus agar koleksi-koleksinya terhindar dari kerusakan. Yaitu dengan fumigasi. Fumigasi berasal dari Bahasa latin fumigare yang artinya pengasapan. Merupakan cara atau metode pengendalian hama seperti bakteri, jamur, rayap, tikus maupun serangga dengan cara mengkontaminasi udara di suatu ruangan tertutup dengan menyebarkan gas beracun seperti metal bromide, sulfuryl fluoride atau hydrogen sianida. Sedangkan menurut KBBI, 2023 fumigasi adalah pengasapan dengan menggunakan gas fumigan untuk menghilangkan (mematikan) kuman dan sebagainya.
Museum Radya Pustaka
 Berdiri pada tanggal 28 Oktober 1890, dibangun pada masa masa Sinuwun Pakubuwana (PB IX) dan merupakan museum tertua di Indonesia, terletak di pusat kota. Tepatnya di Jl. Slamet Riyadi no. 275.
Sampai saat ini mempunyai koleksi kurang lebih 400 buku Jawa kuno, karya sastra, babad maupun serat yang ditulis dalam aksara Jawa, manuskrip kuno. Bahkan museum ini masih menjaga keaslian serat tertua Yusuf yang ditulis pada tahun 1729. Selain itu Radya Pustaka juga mempunyai koleksi yang berhubungan dengan kerajaan-kerajaan di Indonsesia (Majapahit, Mataram dan Demak), berupa tulisan, karya sastra, patung dan pusaka.
Selain menyimpan peninggalan nasional, museum ini juga menyimpan peninggalan berskala internasional berupa koleksi kotak musik dari Perancis berhiaskan bunga yang tumbuh diantara burung kecil. Adapun koleksi lainnya adalah Canthik Rajamala, Â wayang berbagai jenis, gamelan slendro pelog, perangkat makan keramik Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran, Eropa serta pawukon/sistem penanggalan Jawa (Tempo, 1 November 2923).
Begitu banyak koleksi museum Radya Pustaka berupa buku, arsip maupun manuskrip yang bahannya terbuat dari kertas. Ratusan jenis biota khususnya serangga, hidup dengan sumber makanan utamanya adalah kertas dan zat-zat yang terdapat dalam kertas, yaitu serat alami yang berupa sellullosa dan semiselullosa. Serangga jenis ini mempertahankan hidupnya pada suhu yang tidak stabil dan bisa dipastikan koleksi buku dan sejenisnya menjadi tempat berkembangbiak (Rusdin Zebua, UIN Imam Bonjol Padang, Jurnal Kajian Kepustakawanan, 15 Desember 2023).
Demi menjaga koleksi yang sedemikian banyak dan sangat berharga, maka Radya Pustaka-pun juga melakukan kegiatan fumigasi. Seperti yang disampaikan Mbak Yanti, salah satu pegawai disana, bahwa Radya Pustaka melakukan fumigasi sekali dalam setahun. Â Hal tersebut sesuai kebijakan pimpinan, karena museum tidak mempunyai alat dan petugas, sehingga UPTD Museum Dinas Kebudayaan Kota Surakarta bersurat ke salah satu CV di Semarang untuk membantu dan bekerjasama melakukan kegiatan tersebut.
Kegiatan Fumigasi