Mohon tunggu...
Sapta Junaeri
Sapta Junaeri Mohon Tunggu... Mahasiswa - sjunaaathd

Mahasiswa UNIVERSITAS AIRLANGGA Program Studi D4 Teknologi Radiologi Pencitraan Fakultas Vokasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Konflik Sosial Para Pembela Tuhan dalam Menyikapi Paham Radikalisme Agama

1 Juli 2022   20:43 Diperbarui: 1 Juli 2022   20:50 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ubi caritas Deus ibi est (di mana ada cinta, disitu Tuhan hadir)! Hanya di mana ada cinta, disitu Tuhan hadir. Tuhan juga tidak meminta persembahan. Juga tidak segala macam bentuk korban bakaran. Pun tidak kata-kata indah dalam doa yang keluar dari mulut kita (sebab mulut kita berbau busuk lantaran seringnya mencerca, memvonis, menjelek-jelekkan orang lain dan memprovokasi orang lain untuk melakukan aneka tindakan kekerasan), segala bentuk aktivitas heroisme dangkal berupa tindakan perang, terorisme, dan aneka macam sikap pembelaan dengan bungkus istilah-istilah suci, seperti "jihad," "martir," dan seterusnya. 

Rasanya, apabila konsekuensi dari semuanya itu berupa kesengsaraan, perseteruan, perpecahan, penderitaan, adala hancur yang jauh dari karakter manusia-manusia yang beradab, sulit untuk.memahami bahwa Tuhan berkenan dengan semua aktivitas heroik tersebut. Juga bahkan apabila segala aktivitas heroik itu memiliki justifikasi ayat-ayat dari Kitab Suci. Ubi caritas Deus ibi est. Tuhan meminta cinta! Hanya cinta. Sebab hanya cinta yang melestarikan hidup manusia.

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya konflik sosial bagi para pembela tuhan

Berbagai konflik yang sering terjadi dalam masyarakat selaku pembela tuhan tentunya memiliki faktor-faktor penyebab yang melatar belakangi terjadinya konflik tersebut. Berdasarkan jurnal serta buku yang menjadi rujukan penulis bisa mendeskripsikan faktor-faktor tersebut sebagai berikut:

a. Perkembangan Zaman

Zaman semakin berkembang, pemikiran beragama pun ikut berkembang. Hal ini menjadi salah satu faktor konflik sering terjadi diantar pembela Tuhan, sebab generasi saat ini selalu memandang sesuatu dengan ilmiah sedangkan generasi terdahulu tidak demikian. Generasi terdahulu selalu mengaitkan sebuah masalah dengan pokok pedoman beragama yaitu kitab suci, yang berisikan firman-firman tuhan. Mereka berpendapat bahwa segagala sesuatu yang terjadi didunia ini harus dikembalikan dengan hukum agama. 

Sedangkan untuk generasi masa kini memandang sesuatu tentunya dengan dasar ilmiah, cukup mengenyampingkan hukum agama dalam suatu pristiwa. Mereka berpendapat bahwa, generasi terdahulu terlalu kaku, memandang semuanya dengan hukum agama, tidak terbuka dengan ilmu pasti dengan dasar-dasar ilmiahnya,faktor-faktor tersebut yang menjadi potensi konflik antara pembela tuhan (generasi terdahulu dan sekarang). Generasi terdahulu pasti akan menentang perubahan-perubahan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai hukum agama, sedangkan generasi saat ini akan tetap mempertahankan hukum agama dengan ladasan teori ilmiah.

Arus globalisasi pun ikut menjadi salah satu faktor penyebab konflik sosial diantar pembela Tuhan yang termasuk dalam perkembangan zaman. Banyak sekali budaya-budaya asing yang bertentangan dengan hukum agama masuk ke Indonesia dengan bebas. Hal tersebut menjadi masalah yang cukup besar, sebagai contohnya adalah cara berpakaian dalam umat muslim para kaum hawa diwajibkan atasnya untuk menutup semua auratnya tanpa terkecuali. 

Agar menghindari nafsu birahi yang muncul dari kaum adam yang bisa melukai serta menjatuhkan harga diri kaum hawa. Namun, dengan masuknya arus globalisasi yang bebas, pakaian yang tidak sesuai dengan adab orang Indonesia mulai masuk yang merusak tatanan kesopanan dalam berpakain, hal ini menyalahi hukum agama yang berlaku. Sehingga muncullah suatu kaum dimana jika suatu kaum yang tidak memakai pakaian yang sesuai dengan ajaran agamanya atau yang telah tertera dalam kitab suci, mereka adalah kaum sesat yang wajib di intimidasi, dan dianggap kafir.

b. Perkembangan Psikologis Remaja

Perkembangan psikologis menurut Rumini (1993) adalah suatu perkembangan pada diri manusia yang berkaitan dengan aspek kejiwaan terkait di dalamnya adalah aspek emosi, mental, kemauan dan keadaan moral yang dapat disimpulkan bahwa perkembangan psikologis adalah suatu proses perubahan yang progresif berdasarkan pertumbuhan kematangan dan belajar atau pengalaman dengan cara mengaktualisasi diri secara memuaskan. 

Proses perkembangan psikologis manusia merupakan suatu kodrat alam manusia sebagai makhluk yang memiliki nilai peradaban dengan kemampuan berpikir dan berbudaya, dalam proses ini terdapat perbedaan manusia dengan makhluk hidup lainnya bahkan makhluk mamalia sejenis seperti kera, simpanse, gorilla dan orang hutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun