Terbunuh oleh waktu
Tiba-tiba saja senja hari ini menjadi kabur padahal dia telah memancarkan sinar.
Sebelum tenggelam di ufuk barat, ada senyum kecil berbekas manis lagi hangat. Senyumnya di sambut tapi tak kenal orang yang menyahut.
Memberanikan diri untuk berpamitan meminjam senja sebelum masuk, tetapi berakhir di ijinkan sebelum kata meminjam datang dengan pamit. Dia telah mengangguk.
Rasanya ada guncangan hebat yang tak dapat di baca, tapi apalah daya untuk berbohong pada rasa. Tak dapat di tangkis sedang air mata bercucuran habis.
Perintahkanlah aku agar dapat membuka rahasia senja yang manis.!!
Tetapi kau mengangguk tanpa ijin membuat ku bingung apa maksudnya. Apakah aku hanya orang-orang biasa. Lantas diharamkan kepada manusia yang berdosa.
Seketika saja kau diam tanpa ada jawaban, menundukkan kepala seraya berserah kepada Tuhan, lalu kau memejamkan mata layaknya orang-orang berdoa penuh harapan. Semua itu tidak lain hanyalah kebohongan.
Katamu kau ada dalam senja tadi, kau bernaung, terbring, membaca syair-syair kehidupan. Tapi nyatanya kau berada di belakang senja, dan rahasia yang kau buat adalah penungguan untuk kepergian. Kepergian yang tak akan dapat di jelaskan.
Jelaskan, jelaskan, ini hanya hati kecil.
Kau tahan dirimu dari rasa iba.
Pun kau berjanji menghapuskan rasa.
Lalu kau sahut kita bisa berjalan seperti biasa-biasa.
Siapakah dia yang menuangkan setetes racun pada cangkir itu, diakah yang kau sebut rahasia dari yang aku tahu itu rahasia.
Diakah yang melepaskan pengikat armada untuk berlayar,?
Tidak ada nahkoda tapi dia memberanikan diri sebagai ketua armada. Lalu kau awak kapal yang santun dan bisa di suruh-suruh semaunya.Â
Apakah itu yang kau maksudkan dengan sebuah senja rahasia.?
Bayangkan ketika itu kau hanyut dan armada hilang kendali, kau menangis dan berteriak memanggil yang tak tentu arah.Â
Mencari seseorang yang dapat menyelamatkanmu, sedang Nahkoda kapal itu terjatuh dan tak sadarkan diri. Amat hampalah dirmui ketika waktu itu.
Pergilah jika itu baiknya, lupakan tempat dimana kau singgah, hilangkan dunia sekatu bersamanya, tapi ingat ketika kau pergi tinggalkan senjanya.
Marilah berjalan bersama, walau jalur yang berbeda.
Â