Bibir malam pecah
Mencium kelam dalam gundah
Mencumbu pekat dengan resah
Hitam dalam benak berarak gelisah
Yang tak kunjung sudah
Aaaah.... Basah.
Jelang Dengkur
Malam kian larut namun netra nampak sangat enggan untuk terkatup
Bukan tak ingin tidur tapi otak sedang lembur
Dia bekerja tak kenal libur
Mengingatmu sebagai satu-satunya cara agar rasa ini tetap terukur
Karena rindu tak kenal uzur.
Jelang Lelap
Mungkin aku harus menjadi malam
Yang berjingkat bersama senyap
Tanpa malu mengendap melewati sela-sela atap
Menjamah wajahmu dalam gelap
Dan mendekapmu bersama rindu yang mendendam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!