Cinta Mereka lembut dan penuh gairah, Â menantang batas-batas budaya dan jarak. Tetapi seperti semua kisah cinta pada akhirnya, kisah mereka juga berakhir dengan penuh kesedihan.
                                                                   ***
Pada suatu petang yang lembap di Yogyakarta, ketika Cristiano bule muda dari Milan, Italia, dari negeri yang jauh, pertama kali melihat Ayu.  Ayu Berjalan dengan anggun melalui keramaian jalanan, kebaya tradisional yang dikenakannya selaras dengan kecantikannya. Cristiano terpesona oleh keanggunannya, pesonanya, dan kehangatan di matanya yang tampak mencerminkan budaya jawa dan  jiwa Indonesia itu sendiri.
Hati mereka perlahan berbaur menjadi perasaan cinta, seperti pembukaan perlahan kain batik Jawa. Mereka bertemu di bawah bayangan Borobudur, mengembara melalui reruntuhan kuno Prambanan, dan tersesat di lorong-lorong sempit Malioboro. Setiap hari yang berlalu, ikatan mereka semakin kuat, menantang batas-batas bahasa dan budaya.
Banyak harapan dan yang inginkan  Cristiano, Namun Waktu Cristiano di Indonesia terbatas, terikat oleh batasan visa dan tiket pesawat. Dan seiring berjalannya waktu, perpisahan yang tak terhindarkan semakin dekat, menimbulkan duka yang mendalam pada persatuan mereka yang dahulu penuh kegembiraan.
Saat mereka berjalan berpegangan tangan di tepian Sungai Code, beban perpisahan yang akan datang terasa begitu berat di udara. Tawa Ayu, yang dulu merupakan melodi yang mengisi hati Cristiano dengan sukacita, sekarang terasa seperti sebuah nyanyian duka, suatu ratapan atas apa yang akan segera hilang.
" If only we could stay like this forever, Â " bisik Cristiano , suaranya tersendat
Ayu mengangguk, matanya berkilauan oleh air mata yang belum jatuh.
"I hope so too, But our paths are destined to be different, like two rivers flowing in opposite directions."
Mereka duduk dalam keheningan untuk beberapa saat, menyaksikan sinar matahari terakhir yang melukis langit kota Yogyakarta  dengan warna jingga dan merah muda. Dunia di sekitar mereka tampak kabur, seolah mencerminkan air mata yang menumpuk di mata mereka.
"I will never forget you, Ayu," kata Cristiano dengan lembut, suaranya hampir hanya sebatas bisikan di antara hembusan angin senja.