Mohon tunggu...
Sandy Gunarso
Sandy Gunarso Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Komunikasi

Berhenti memuaskan orang karena kepuasan tiada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Chase the Throne: Episode 3

19 September 2022   20:34 Diperbarui: 19 September 2022   20:41 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Rentetan tembakan dari para pembunuh terus membuntuti Bee. Tidak satupun dari peluru itu mengenai tubuh Bee. Selain pandai menari, Bee juga dikenal sebagai atlet pemegang rekor dunia untuk cabang olah raga Atletik khususnya Lari Cepat 100 Meter Putri. Kemampuan menari dan berlari cepat membuat Bee dapat bergerak sangat lincah sewaktu menghindari proyektil peluru. Bee seolah terbang melayang saat melompati bebatuan besar di halaman belakang rumah Cloudy. Tubuhnya dapat memutar 360 derajat untuk menghindari proyektil peluru.

Begitu melihat sang kakak, Bee segera keluar dari balik batu besar dan melompat masuk ke dalam mobil melalui kaca belakang sebelah kiri yang sudah dibuka Red sejak dari garasi. Cloudy menangkap tubuh mungil Bee dan mobil SUV itu pun bergerak meninggalkan para pembunuh bayaran.

Pemimpin pembunuh bayaran yang bernama Jecko Jugac menjadi murka karena gagal membunuh Cloudy dan Rich. Jecko berteriak-teriak memaki anak buahnya sambil merusak sejumlah benda yang dilihatnya. Redius yang melihat Jecko dari kejauhan segera menghubunginya. Redius ingin menguji kejujuran Jecko terhadap tanggung jawab yang diberikannya.

"Halo, Jecko, bagaimana keadaan Cloudy dan Rich?" tanya Redius pada Jecko dari dalam mobilnya di kejauhan.

"Mereka lolos, Pak. Target dan Ibu Dubes berhasil melarikan diri. Namun, saya sudah mengerahkan anak buah untuk mengejar mereka." jelas Jecko sambil membungkuk-bungkukkan badan kekarnya.

"Kamu kembali ke hotel untuk rencana berikutnya. Pastikan tidak ada orang lain yang mengetahui keberadaan kalian. Lalu, kamu bakar saja rumah dan seisinya."

"Siap, Pak."

Jecko lalu menyuruh anak buahnya untuk membakar rumah Cloudy dan isinya. Jecko juga menyuruh anak buahnya untuk menembak para tetangga yang keluar rumah. Empat orang anak buah Jecko menyebar untuk menyiramkan bensin di bagian dalam dan luar rumah. Api segera menyala di rumah Cloudy.

Redius tersenyum licik saat dia melihat api mulai membesar melumat rumah Cloudy. Dia berpikir bahwa rencananya untuk mendapatkan kepercayaan lebih dari Polinus akan segera terwujud. Redius berharap bahwa Polinus akan menghadiahkan sejumlah daerah kekuasaan yang baru untuknya. Dengan daerah kekuasaan itu, Redius dapat mengumpulkan uang dari pungutan liar, retribusi ilegal, hingga penjualan narkotika dan perdagangan wanita.

Jecko dan anak buahnya pergi meninggalkan rumah Cloudy yang terbakar. Para tetangga memberanikan diri untuk keluar rumah dan menyemprotkan air dari sejumlah hidran di trotoar serta keran air di halaman rumah masing-masing. Tetangga juga menghubungi petugas dinas pemadam kebakaran untuk membantu menyemprotkan air supaya api tidak menjalar membakar seluruh permukiman warga. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran pada malam itu.

Saat perjalanan kembali ke hotel, Jecko berkoordinasi dengan salah satu anak buahnya. Dia menyuruh sang anak buah untuk mengejar Rich dan membunuhnya. Jecko hanya menginginkan Cloudy dan Rich meninggal dunia tanpa memperdulikan cara membunuhnya. Jecko hanya menuruti perintah Redius supaya dia mendapatkan bonus uang dalam jumlah besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun