Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.www.klinikdrwidodo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Susu PHP, Bukan Untuk Alergi Susu Sapi

11 Juli 2025   20:36 Diperbarui: 11 Juli 2025   21:06 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi dan editing pribadi

ART Trial: Temuan terkini
Uji klinis ART (Allergy Reduction Trial) 2022 di Eropa pada bayi berisiko tinggi menunjukkan bahwa pada bayi yang tidak sepenuhnya ASI, penggunaan satu jenis susu PHP tertentu mampu mengurangi risiko dermatitis atopik dibanding formula standar pada usia 6 bulan . Kesimpulan ini menunjukkan bahwa efek positif pHF mungkin terbatas pada kelompok tertentu dan formula tertentu.

Kapan PHP Layak Digunakan?

 Susu PHP paling relevan untuk bayi dengan risiko tinggi (misalnya dengan riwayat keluarga atopik), masih sulit mengonsumsi ASI penuh, dan setelah evaluasi alergi menunjukkan kemungkinan alergi susu sapi tanpa reaksi berat. Namun, untuk kasus alergi nyata, formula yang digunakan biasanya EHF atau amino acid formula, bukan PHP .

Harga susu PHP dan EHF (extensively hydrolyzed formula) sangat tinggi dibanding CMF biasa dan ASI. Jika bayi tidak memiliki alergi atau hanya intoleransi ringan, penggunaan CMF atau kombinasi ASI + MPASI lebih masuk akal. Studi menggarisbawahi kebutuhan untuk evaluasi medis sebelum merekomendasikan formula mahal ini 

Susu formula dengan protein terhidrolisis parsial (PHP) umumnya direkomendasikan sebagai upaya pencegahan alergi pada bayi yang memiliki faktor risiko tinggi, seperti riwayat keluarga dengan kondisi atopik (alergi, asma, atau dermatitis atopik). PHP dianggap lebih mudah dicerna dan lebih sedikit memicu respon imun dibanding susu sapi biasa. Susu ini dapat dipertimbangkan untuk bayi yang tidak dapat mengonsumsi ASI secara penuh, tetapi belum menunjukkan gejala alergi berat. Namun, penting dicatat bahwa PHP tidak digunakan sebagai terapi untuk alergi susu sapi yang sudah terkonfirmasi; dalam kasus alergi yang nyata, formula yang tepat adalah susu dengan protein yang dihidrolisis ekstensif (EHF) atau formula berbasis asam amino (AAF).

Harga susu PHP maupun EHF tergolong tinggi dibandingkan dengan susu formula biasa (CMF) dan tentu jauh lebih mahal dari ASI yang diberikan langsung. Dalam praktik klinis, PHP tidak selalu memberikan manfaat klinis yang sepadan dengan biayanya, terutama jika bayi tidak benar-benar memiliki alergi atau hanya menunjukkan intoleransi ringan. Oleh karena itu, penggunaan PHP secara luas tanpa indikasi yang jelas dapat menjadi pemborosan sumber daya dan membebani keluarga secara finansial. Maka dari itu, penting untuk memastikan indikasi medis yang tepat sebelum memberikan formula jenis ini kepada bayi.

Diagnostik medis, terutama melalui oral food challenge (OFC), merupakan langkah yang sangat penting untuk memastikan apakah seorang bayi benar-benar mengalami alergi susu sapi. Jika setelah evaluasi ternyata tidak ditemukan alergi, maka tidak ada kebutuhan klinis untuk menggunakan susu PHP. Dalam situasi tersebut, pemberian susu formula biasa atau kombinasi ASI dengan MPASI (makanan pendamping ASI) sudah mencukupi dari segi nutrisi dan aman dari sisi alergi. Dengan kata lain, manfaat PHP sebagai strategi pencegahan sangat terbatas jika tidak dibarengi dengan identifikasi penyebab alergi yang jelas.

Selain itu, semakin banyak penelitian yang mempertanyakan efektivitas PHP sebagai strategi pencegahan alergi. Beberapa studi besar menunjukkan bahwa manfaat klinis PHP dalam mencegah alergi tidak signifikan, dan efek protektif yang dilaporkan biasanya hanya terbukti dalam populasi terbatas dan dalam kondisi eksperimental tertentu. Oleh karena itu, apabila alergi makanan dapat dikenali secara dini dan dieliminasi dari pola makan bayi, penggunaan PHP dapat dihindari. Pendekatan berbasis bukti dan diagnosis yang tepat menjadi kunci untuk memastikan bahwa pilihan susu formula tidak hanya aman, tetapi juga efektif dan efisien.

Bagaimana Sebaiknya?

  • Langkah pertama yang sebaiknya dilakukan sebelum memilih susu PHP adalah memastikan terlebih dahulu apakah bayi benar-benar mengalami alergi susu sapi. Ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan alergi seperti tes darah IgE, skin prick test, dan yang paling akurat: oral food challenge (tantangan makanan secara bertahap di bawah pengawasan medis). Jika hasilnya menunjukkan bahwa bayi tidak memiliki alergi, maka tidak ada alasan kuat untuk menggunakan susu PHP.
  • Dalam kasus bayi tanpa alergi, susu formula biasa adalah pilihan yang lebih masuk akal dari segi nutrisi dan ekonomi. Susu PHP sebaiknya hanya diberikan berdasarkan rekomendasi dokter setelah evaluasi menyeluruh, bukan semata karena kekhawatiran tanpa dasar medis yang jelas.
  • Metode Diagnostik: Oral Food Challenge (OFC)

    Sebelum memilih formula PHP, penting memastikan apakah memang terdapat alergi susu sapi. Diagnosis definitif dilakukan melalui oral food challenge (OFC) gold standard medis  yang juga terbukti lebih cost-effective daripada metode pengamatan tanpa OFC, dengan biaya total lebih rendah dan kualitas hidup (QALY) lebih tinggi. Tanpa OFC, penggunaan formula mahal seperti PHP bisa tidak perlu dan membebani keluarga.

Kesimpulan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun