Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.www.klinikdrwidodo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Larangan Kopi Untuk Anak dan Mitos Pencegah Kejang

13 April 2025   15:07 Diperbarui: 13 April 2025   21:00 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Editing Pribadi

Interferensi dengan Tumbuh Kembang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat mengganggu penyerapan kalsium dan zat besi, yang penting untuk pertumbuhan tulang dan perkembangan otak. Efek jangka panjang dari konsumsi kopi pada anak dapat meningkatkan risiko osteoporosis dini dan anemia.

Mitos Kopi Mencegah Kejang

Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa kopi atau kafein dapat mencegah atau menghentikan kejang. Sebaliknya, kafein justru merupakan stimulan sistem saraf pusat yang berpotensi memperburuk aktivitas neuron.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), tidak ada peran terapi kafein dalam manajemen kejang demam pada anak. WHO juga tidak pernah merekomendasikan kopi sebagai intervensi untuk kejang atau demam.

Beberapa masyarakat menggunakan kopi karena alasan budaya atau pengobatan tradisional. Namun, ini sering kali tidak disertai pemahaman tentang efek farmakologis kafein pada otak anak. Penggunaan kopi dalam kondisi medis seperti kejang dapat menunda penanganan medis yang tepat dan berisiko memperburuk kondisi anak.

Rekomendasi Konsumsi Kopi Pada Anak

  • WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa anak-anak sebaiknya tidak mengonsumsi minuman berkafein karena belum ada dosis aman yang terbukti bagi usia tumbuh kembang.
  • AAP (American Academy of Pediatrics) menegaskan bahwa anak di bawah usia 12 tahun seharusnya tidak diberi kafein dalam bentuk apa pun, termasuk kopi, teh, soda, dan minuman energi.
  • FAO (Food and Agriculture Organization) mendorong pembatasan konsumsi zat aditif seperti kafein pada produk makanan anak-anak karena dampaknya terhadap kesehatan metabolik dan perilaku.
  • CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menyarankan agar remaja usia 12--18 tahun membatasi asupan kafein maksimal 100 mg per hari, dan tetap dihindari pada anak-anak yang lebih kecil.

Pemberian Kopi Pada Anak Harus Dihentikan

Kopi bukanlah minuman yang aman bagi anak-anak. Efek kafein pada tubuh anak yang masih berkembang dapat mencakup gangguan tidur, jantung, konsentrasi, pencernaan, serta tumbuh kembang.

Selain itu, mitos tentang kopi sebagai pencegah kejang sangat tidak berdasar dan bisa membahayakan jika mengalihkan penanganan medis yang semestinya.

Pemberian kopi pada anak harus dihentikan, dan edukasi publik diperlukan agar orang tua memahami bahaya yang mengintai di balik kebiasaan ini. Perlindungan terhadap tumbuh kembang anak adalah tanggung jawab bersama, termasuk dalam hal konsumsi makanan dan minuman.

Diperlukan edukasi masyarakat secara luas melalui layanan kesehatan, sekolah, dan media sosial mengenai bahaya kafein dan mitos pengobatan yang tidak berdasar ilmiah seperti penggunaan kopi untuk mencegah kejang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun