Mohon tunggu...
Samudra Eka Cipta
Samudra Eka Cipta Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta Travel dan Jalan-Jalan

Jadikanlah Setiap Peristiwa Sebagai Guyonan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keharmonisan Soekarno dengan Nikita Khruschev dalam Membangun Hubungan Diplomatik Indonesia-Soviet (1950-1965)

5 November 2020   17:44 Diperbarui: 5 November 2020   17:56 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ebay.com/usr/historicimages-store

Politik luar negeri RI yang bebas dan aktif itu dapat diartikan sebagai kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang diambil atau sengaja tidak diambil oleh Pemerintah dalam hubungannya dengan negara-negara asing atau organisasi-organisasi internasional dan regional yang diarahakan untuk tercapainya tujuan nasional bangsa. Politik luar negeri bebas aktif inilah yang kemudian menjadi prinsip dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan selanjutnya. Tentunya pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif ini juga disesuaikan dengan kepentingan dalam negeri serta konstelasi politik internasional pada saat itu.

POLITIK MERCUSUAR SEBAGAI LANGKAH DALAM HUBUNGAN DIPLOMATIK INDONESIA-SOVIET

Politik Mercusuar adalah politik yang dijalankan oleh Presiden Soekarno pada masa demokrasi terpimpin yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi New Emerging Forces (kekuatan baru yang sedang tumbuh) di dunia. Soekano yang pada saat itu beranggapan dengan adanya politik mercusuar diharapkan adanya pembangunan pada proyek-proyek besar dan spektakuler pun diselenggarakan dengan harapan agar Jakarta mendapat perhatian dari luar negeri dengan tujuan membangun hubungan persahabatan dengan negara-negara lain.

Salah satu Mega Proyek saat itu yakni pembangunan Istora Senayan (sekarang: Gelora Bung Karno) yang merupakan bukti bahwa Indonesia saat itu dengan gagasannya mampu menyaingi dua kekuatan besar.

Hal lainnya  arsitektur Soekarno melakukan beberapa pembangunan diantaranya Patung Selamat Datang yang saat ini menjadi ikon Kota Jakarta, Monumen Nasional, Patung Pancoran, dan pembangunan Grand Indonesia yang saat itu menjadi pusat investasi bagi para investor asing. Sedangkan dalam bidang event keolahragaan, Soekarno  merencanakan Indonesia menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan olahraga tingkat Asia dan itu dibuktikan dengan Keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games tahun 1963

 Tidak ada penjelasan terbuka dari para ahli atau sejarawan Indonesia mengenai apa itu Politik Mercusuar. Dalam sebuah tulisannya mengenai pelaksanaan Demokrasi Terpimpin di Indonesia di peroleh sebuah pengertian mengenai Politik Mercusuar. Intinya, Politik Mercusuar merupakan sebuah kebijakan yang berkaitan dengan hubungan negara pada masa Demokrasi Terpimpin tahun 1959-1960 yang bertujuan untuk memperlihatkan eksistensi Indonesia di kancah internasional. Pembangunan besar-besaran dalam negeri, persenjataan militer yang tangguh, menjadi Mercusuar atau pusat bagi negara-negara yang sedang berkembang atau NEFO, dan bagi Soekarno yang senang akan hal-hal simbolik dan secara psikologis untuk memuaskan kebutuhan untuk dihargai, menjadi pemimpin negara-negara NEFO merupakan inti dari kebijakan ini.

KEDATANGAN KHRUSCHEV KE JAKARTA

Nikita Khruschev datang ke Indonesia dengan menggunakan pesawat Ilyushin-18 pada tanggal 18 Februari 1960. Kedatangan Khruschev ke Indoneia disambut antusias terutama oleh masyarakat dan juga sebagian kalangan mahasiswa terutama CGMI (organisasi bentukan PKI) dan GMNI (organisasi bentukan PNI). Di awal hari kedatangannya Soekarno mempersembahkan kepada Khruschev dengan jamuan pertunjukan seni selama tiga setengah malam tanpa henti. 

Saking, hormatnya Soekarno kepada Khruschev selalu memberikan dan menyajikan makanan khas Indonesia yang akan dimakan bagi rombongan Soviet. Namun yang menarik adalah ketika Soekarno dan Khruschev sempat terjadi perselisihan kecil perihal penyantapan makanan khas Indonesia yang tidak selalu melulu diterima lidah bagi pada rombongan Soviet yang akan datang ke Indonesia saat itu.

Selama di Indonesia Khruschev mulai mengunjungi beberapa wilayah di Indonesia yakni Manado, Denpasar, Yogyakarta, hingga Ambon. Beberapa kerjasama mulai disepakati keduanya mulai dari sosial budaya hingga kepada bidang militer. Sebagai contoh diadakannya program pertukaran pelajar antara Indonesia-Soviet banyak para pelajar Indonesia yang disekolahkan di Soviet. Meskipun pada akhirnya pada tahun 1965 banyak pelajar Indonesia yang terpaksa kehilangan status kewarganegaraannya oleh Pemerintah Orde Baru terkait Gerakan 30 September 1965. Tidak sedikit juga dari mereka terkena korban pembunuhan massal oleh Pemerintah Orde Baru

Sebenarnya, maksud kedatangan Khruschev ke Indonesia memiliki motif lain yakni berusaha untuk melobi Soekarno dalam menguraet ngi pengaruh Blok Barat di Indonesia. Ditambah kekuatan Blok Barat semakin kuat. Dalam hal sains dan teknologi Amerika mendirikan NASA sebagai upaya untuk menandingi kekuatan Bandan Antariksa Soviet. Soviet juga mengirimkan pesawat Salyut ke wilayah antariksa. Disisi lain NASA juga meluncurkan Apollo 11

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun